Hanya
butuh mata hinggaku bisa bangkit dalam kepahaman. Aku tahu“rasa”itu tak ilmiah sekalipun
ada yang mungkin bisa membuktikannya. Dalam ketidakilmiahan kumenyebutmu sebagai
lunar, yang hadir hanya untuk langit malam, gelap dengan banyak bintang-bintang
yang hanya membuatnya cemburu. Tak apalah statusmu lunar yang hanya hadir dalam
jubahnya kegelapan. Karena masih ada yang harus hadir yaitu sang mentari. Bukankah
akan lebih indah jika ada mentari, tak sekedar lunar? Terlalu banyak yang harus
dikombinasi.
Lunar. Cukup itu saja, tak lebih dan
tak kurang. Karena jika berlebihan kau akan menjadi resiko tinggi untuk sel kankerku.
Aku tak ingin ada yang defisiensi dalam sel karena itu pun berbahaya. Aku hanya
Si Sel kanker yang harus begitu berhati-hati dalam menyapa sajian alam.
Sajian alam begitu banyak, hingga lambungku
terkadang malas atau bahkan terbahak-bahak mendeteksinya. Semua dalam label dan
aku pun memiliki lebel. Asam lambungku akan mengaduk setiap yang berniat jahat,
sekecil atom pun itu pasti akan kumakan dengan asam, lambung. Kau tahu aku begitu
kuat?Aku berputar-putar dalam sel kanker dan lambung. Tapi aku tak peduli dengan
kepahamanmu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar