Ayo Tuliskan!!

Laman

Minggu, 31 Juli 2011

Ujian Makin Asyik

Apa kita pernah diuji secara mendadak? Ataukah kita mendadak merasa bahwa itu sebuah ujian? Apa benar itu ujian? Atau balasan, peringatan, teguran?
Pagi itu tepat pukul 08.35 ponselku berdering. Padahal sewaktu itu aku sedang membantu Ibu di dapur. Ujian sedikitpun tak terpikirkan.
“Yan, dimana?” suara temanku, Nia dari seberang.
“Di rumah. Kenapa?” balasku ringan.
“Sekarang ujian praktek kesehatan reproduksi, jam 9 di tempat prakteknya dokter, jalan Malalugis” jelasnya singkat, padat dan jelas.
“Apa? Jangan becanda deh?” balasku heran.
“Dibilangin nggak percaya. Cepat deh! Teman-teman udah banyak ini yang dah datang. Aku tunggu lho”
“Ok. Bilangin sama Dokter kalo aku belum datang ujiannya jangan dulu dimulai” candaku sambil melirik ternyata seragam belum di setrika.
“Cepat deh” balasnya lagi.
“Ok dunk.
# # #
Yah, begitulah sifat ujian. Tapi, terkadang kita sulit mendefinisikannya atau membedakan antara ujian, peringatan, balasan, teguran atau apalah. Sehingga untuk menyikapinya jadi tak sesuai karena bingung. Ketika kita diberikan ujian kita sering menggangapnya sebagai balasan Tuhan yang kita pikir tak pantas untuk kita menerimanya. Sehingga hasil akhirnya bukannya kalimat “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun” yang kita ucap sebagaimana seharusnya sikap seorang muslim. Malah, kita mengumpat Tuhan. Kenapa aku yang harus terima ini bukan orang lain? Apa maunya Tuhan untukku? Apa aku kurang bersyukur sehingga harus begini?
“Sesungguhnya Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi dirinya sendiri” (Yunus:44)
Kata-kata yang kurang jelas maknanya bisa muncul, tentunya bukan berasal dari pikiran yang ditumbuhi keimanan melainkan dari pikiran yang telah dicuci dengan prinsip yang keruh. Karena kata-kata yang baik adalah proses. Proses dari analisa antara dosa ataukah ujian yang nyata untuk kita.
Maka dari itulah berpikir sebelum menafsirkan itu perlu, agar kita tidak salah paham dengan ketentuan Allah. Kombinasikan antara akal dan hati. Pikiran mulai bekerja untuk mengingat rekaman sikap dan kata yang terucap, sedangkan hati mulai diaktifkan sinyal-sinyal dosa. Jika yang kita rasa”sesuatu” itu tak ingin diketahui orang lain. Nah, itulah salah satu gejala dosa.
Sungguh, Allah begitu bijaksana. Memberikan ujian dan jawaban yang benar, yang bisa kita jadikan revisi terhadap pelajaran yang kita peroleh membentuk sebuah mutiara pemahaman. Pelajari kembali agar tingkatan iman kita bisa naik dengan nilai yang memuaskan. Sehingga ujian bukan lagi menjadi penghalang hati kita untuk menikmati indahnya kebahagiaan. Malah, ujian bisa kita jadikan sebagai teman. Yang akan setia menjadi cermin sejati kita sebelum dijemput kematian.
“Dan kebanyakan mereka hanya mengikuti dugaan. Sesungguhnya dugaan itu tak sedikit pun berguna untuk melawan kebenaran. Sungguh, Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan”(Yunus:36)
Ketika kita dekat dengan pemilik ujian dan jawaban, maka tak lain jawabannya akan semakin cepat kita dapatkan tanpa melalui dugaan, tafsiran yang membinggungkan atau umpatan-umpatan yang secara refleks kita ucapkan.
Kedekatan kita dengan sesama manusia dan Tuhan tentu berbeda. Penyebabnya karena Tuhan pasti memafkan sekalipun lumpur dosa telah kita jadikan tempat penginapan. Namun, berbeda dengan manusia yang tingkat memafkannya bervariasi ada yang secepat kilat, ada yang tunggu dipikir dulu bahkan ada yang menunggu lebaran saja karena waktunya bulan memafkan digencarkan.
Enzim yang mampu mempercepat kedekatan kita dengan Tuhan hanya satu saja yaitu ibadah. Baik itu ibadah mahdah maupun yang gairu mahdah. Dan tentunya kita sudah banyak mendengar bagaimana kajian ilmiah itu mensuport secara memukau.
Berikut berbagai penelitian tentang manfaat ibadah secara umum yang mungkin bisa memotivasi kita untuk bisa lebih dekat dengan-Nya.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan Larson dan kawan-kawan(1989) terhadap pasien yang memiliki masalah tekanan darah tinggi dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengalaminya. Diperoleh kenyataan bahwa komitmen agama kelompok kontrol lebih baik dan ditemukan bahwa kegiatan agama seperti doa dan dzikir dapat mencegah seseorang dari hipertensi.
Penelitian yang dilakukan Levin dan Vanderpool(1989) terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah menemukan bahwa kegiatan keagamaan akan memperkecil kemungkinan seseorang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah.
Nah, tunggu apalagi? Ternyata kehadiran ujian tak sekedar berbuah pelajaran yang manis tapi juga berbuah kesehatan yang menyegarkan disaat panasnya ujian yang datang membara, yang mana kita membutuhkan sebuah minuman yang selain manis juga menyegarkan.
Ketika kita diuji, diri kita membutuhkan tempat bergantung agar kita tak terjatuh dan diuji kembali hanya karena ulah kita. Maka meningkatkan kedekatan kita dengan-Nya melalui beragam fiture ibadah adalah solusi.
Selamat mencoba!

Senin, 11 Juli 2011

apa kata jari sayang?

Mendekati penghujung malam, dari sebelah rumah terdengar syair lagu yang bagiku tak asing lagi. Tak asing karena lagu itu pernah aku ajari kepada malaikat-malaikat kecil, lucu serta menggemaskan. Kumerindukkannya( ^_^)
Yang ini jari apa namanya?( ucap Ibu tersebut sambil menunjukan jempol)
Jempol( ucap anaknya yang baru saja memasuki Raudatul Atfal) diulangi sebanyak 2 X
Apa kata jari jempol sayang ?
Kalo belajar jangan ngobrol...
Yang ini jari apa namanya?
Telunjuk
Apa... kata jari telunjuk sayang?
Kalo belajar jangan ngantuk
Yang ini jari apa namanya?
Tengah
Apa....kata jari tengah sayang?
Kalo belajar jangan lengah
Yang ini jari apa namanya?
Manis
Apa.... kata jari manis sayang?
Kalo belajar jangan menangis
Yang ini jari apa namanya?
Kelingking
Apa...kata jari kelingking sayang?
Kalo belajar jangan keliling....
Syair lagu yang indah jika porsinya untuk anak TK. Namun lebih indah lagi cara mendidik Ibu tersebut, dengan semangatnya dia mengulangi kembali pelajaran anaknya yang didapat setelah beberapa jam dihabiskan disekolah .
Di era yang makin menjamin kemudahan dengan beragam kemajuan teknologi yang super canggih sekarang ini. Masih ada juga orang tua yang masih memanfaatkan kemajuan tapi melupakan satu hal. Yaitu memberikan waktunya yang terbanyak untuk buah hati.
Masih ada orang tua yang melewatkan masa-masa indah anaknya dengan lebih menyibukan diri dengan tumpukan pekerjaan. Ketimbang memberi perhatian lebih untuk anak. Sehingga sebagiannya tersadar ketika anak-anaknya telah tumbuh menjadi sosok yang dewasa yang penuh dengan beragam masalah-massalah anak remaja.
Masih ada juga orang tua yang menawarkan uang untuk menggantikan sebuah perhatian, padahal nilai sebuah perhatian jika ditimbang tentunya tak memiliki nilai setara apapun.
Uang, ya uang! Perhatian, yah perhatian!
Tak memiliki makna yang sama dari keduanya. Jika tidak percaya cek langsung di kamus..
Meskipun belum merasakan nikmatnya seorang Ibu, tapi mencicipi dalam area mendidik sedikitnya sudah bisa dirasakan bagaimana peran seorang Ibu dalam mendidik anak-anaknya. Kebiasaan-kebiasaan orang tua akan di fotocoy langsung oleh seorang anak karena mereka adalah pengikut yang paling setia. Peniru ulung.
Jadi jangan heran, jika bocah seusia anak TK telah lancar mengatakan seisi kebun binatang dan kata-kata amis lainnya. Jika bukan datang dari lingkungan keluarga, teman juga bisa datang dari lingkungannya sekitar. Jadi orang tua sekarang semakin ekstra penjagaan karena beragam tayangan informasi saat ini tak ada lagi kata-kata untuk dibawah 17 tahun. Meskipun ada secara tertulis tapi dilihat faktanya nihil. Kata-kata seolah tak ada arti! Semua juga bisa nonton karena dipercepat dengan adanya internet.
Sungguh memprihatinkan dunia hiburan anak-anak sekarang, dunia hiburan seolah sedikit yang memperhatikan kondisi psikologis anak! Lihat saja perbedaan lagu anak-anak dulu dengan anak-anak sekarang?
Jika dulu masih ada Joshua, Cikita Medi, Meisy, Dea Ananda dengan nyayiannya yang berbobot karena mudah dicerna oleh anak-anak dan memiliki pengaruh yang kuat untuk mencintai tanah air, berkenalan dengan dunia hewan(joshua), tumbuh-tumbuhan(Meisy), tidak boleh cubit-cubitan(Meisy) makna idul fitri(Dea). Tapi sekarang siapa saja???
Adapun iya, tapi lagu-lagunya menjuru pada CINTA itupun tepatnya untuk kalangan remaja dan dewasa!! Bukan untuk anak-anak.
Anak kecil, bukankah baiknya diperkenalkan dengan sesuatu kebiasaan-kebiasaan yang baik? CINTA ada waktunya. Seperti pesan Om mario Teguh kepada seluruh penjuru orang tua Indonesia “ Tanamkan dulu logika sebelum anak berkenalan dengan yang namanya CINTA” meskipun namanya CINTA pasti buat orang gila karena nggak pake logika.
Nasehat yang menurutku sistematis sekali sesuai dengan tumbuh kembang setiap anak. Lagian logika yang dipadukan dengan kedewasaan dalam menyikapi CINTA bukanlah suatu hal yang instan. Butuh proses dan waktu. Oleh karenanya sesuatu itu harus adil. Tempatkan sesuatu pada tempatnya, tempatkan posisi anak sesuai dengan usia dan perkembangannya.
Ibu-ibu yang baik adalah mereka yang menyadari bahwa bentuk-bentuk tontonan seperti itu bukan semata sebagai hiburan, tetapi sudah menjelma sebagai musuh. Mereka secara pelan menggerogoti fikiran dan hati putra putri agar menjadi liar dan hidup diluar kendali agama.
Ibu-ibu yang bijak adalah mereka yang menyadari bahwa keberadaan sarana teknologi tidak lagi sebatas sarana pembuka cakrawala dan komunikasi, namun sudah menjelma menjadi trainer massal yang menuntun anak-anak menjadi hidup seperti binatang.(Ummu Aisyah)
“Wahai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu.” (At-Tahrim:6)
So, berbahagialah menjadi seorang Ibu karena beragam hadiah datang dari-Nya langsung tanpa potongan selama tugas-Nya masih setia dirawat setiap detik helaan nafas. Sejenak, berbahagialah dengan SMS yang diwasiatkan oleh Rasulullah:
“Siapa yang diuji(oleh Allah SWT) dengan suatu kesulitan yang ditimbulkan oleh keberadaan anak-anaknya itu menjadi perisai baginya dari api neraka.” (Riwayat Bukhari)

Selasa, 05 Juli 2011

Ku mencintaimu....

Kumencintaimu dengan hati....
Yang kadang pasang karena imanku sementara tinggi
Yang kadang surut karena bungsuku lebih mendominasi
Kumencintaimu lewat kata....
Yang terbentuk sejak kau menawariku satu kata
Kala lisanku belum terbiasa mengucap sebaris kata
Kala tanganku kaku tak mampu menggores sebaris kata
Kala mataku berbinar melihat indahnya rangkuman kata
Kumencintaimu karena-Nya...
Yang hadir sebelum aku masih berkelana
Yang menyambutku dengan tawa yang mesra
Yang mengajakku berkeliaran kemana-mana
Yang mencubitku ketika aku berlagak manja
Kumencintaimu dengan sebaris doa
Yang akan hadir mengisi harapan yang sama
Yang akan teringat kala lisanku tak mampu berkata-kata
Yang akan bebas mengalir Kala keterbatasanku hanya berada dipenghujung doa
Yang kala kalimat motivasi tak kunjung putus asa
Kumencintaimu dengan segenggam keyakinan
Yang tak akan berujung tanpa tahap kepastian
Yang tak akan kuat tergenggam kala genggaman tak disertai tindakan