Inspirasi
Inspirasi adalah sebuah masalah. Dia
beraninya mengeroyok kepalaku, lantas? Aku pun balik mengejarnya, mencubitnya
dengan tangan-tangan kreativitas dan memborgolnya dalam tulisanku. Akhirnya,
dia pun tertangkap dalam diksiku yang harus akui bisa jadi keren. Siapa yang
marah? Itu kan isnpirasiku. Dia kujerat
dalam pasal ketidak aturan rasa, rasa senang, kecewa, galau, sedih dan juga
duka.
Kubiarkan dia berteriak dalam
borgolan tulisan. Kubiarkan dia berlari dalam lintasan wilayah yang berbatasan
dengan margin yang penuh aturan. Dia hanya bisa berkeliaran di balik jeruji
tanganku. Tak sedikitpun kubiarkan dia lari kembali meninggalkanku yang sangat
menggangu otak kananku. Siapa suruh jadi inspirasi? Konsekuensinya harus berani
kuaduk bersama realita, fenomena dan juga data.
Kucampur dia menjadi satu agar
menjadi adonan yang kaya gizi. Bukankah gizi itu penting? Tak asal kenyang lalu
berdiri dan beraktivitas tak tahu diri. Inspirasi itu bagian dari gizi, oleh karenaya
kusebut dia masalah. Jika dia menjadi defisiensi inspirasi maka tak hiduplah
tulisanku. Jika dia defisiensi realita maka tak renyahlah bukti tarian tanganku
yang tertulis. Jika dia defisiensi data maka tak enaklah rasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar