Ayo Tuliskan!!

Laman

Sabtu, 18 Agustus 2012

Catatan Launching Buku "Cahaya di Atas Cahaya" karya Oki Setiana Dewi


Ilmu itu cahaya. Kehidupan akan terhenti jika tidak ada cahaya di sana. Kehidupan tanpa cahaya hanya akan dipenuhi dengan kegelapan dan kesesatan."
Konsep bahwa ilmu bukan hanya untuk diri kita sendiri adalah hal terpenting yang harus dimiliki bangsa Indonesia yang sekarang sedang terpuruk. Setiap tahun, ratusan universitas melahirkan ribuan sarjana. Namun, faktanya, keadaan bangsa Indonesia tak kunjung membaik. Berita tentang koruptor yang ditangkap, kemiskinan, perampokan tetap saja menghiasi media massa kita. Mungkin negeri ini mempunyai banyak orang berilmu, tetapi hanya sedikit yang memanfaatkan ilmunya untuk menerangi orang-orang yang ada di sekitarnya. Ilmu itu ibarat cahaya,
orang yang berilmu seharusnya menjadi penerang bagi orang-orang yang ada di sekitarnya, tidak hanya bagi dirinya sendiri.
Oki Setiana Dewi lewat buku terbarunya Cahaya di Atas Cahaya yang diterbitkan oleh Penerbit Mizan, ingin menunjukkan bagaimana ilmu itu harus dicari, lalu dimanfaatkan untuk mencerahkan orang-orang yang ada di sekitarnya. “... Orang berilmu sudah seharusnya memerankan dirinya sebagai pemberi cahaya bagi lingkungannya, sebagaimana Allah menjadi sumber cahaya bagi langit dan bumi,” ungkap perempuan yang melejit namanya lewat film Ketika Cinta Bertasbih itu.
Buku ketiga Oki yang berjudul Cahaya di Atas Cahaya itulah yang Minggu (24/6) siang di-launching dan dibedah di Jakarta Book Fair 2012, Senayan. Buku yang mengisahkan perjalanan Oki kala mencari ilmu di Kota Makkah itu, memberi pelajaran bahwa imu bisa didapat dari mana saja, tidak hanya dari sekolah dan institusi pendidikan resmi. Ilmu yang paling berguna dan berharga justru kita peroleh lewat perjalanan kehidupan, dari orang-orang di sekeliling kita. Kuncinya, kita harus menjadi laksana cahaya yang menjadi penerang dan memberi manfaat bagi segenap makhluk.
Aditya Gumay, sutradara film Emak Ingin Naik Haji, pernah mengungkapkan bahwa membaca buku-buku Oki seperti membaca skenario hidup yang berliku, sangat menginspirasi dan menyentuh. Apa yang diungkapkan Aditya Gumai itu bukanlah hal yang mengada-ada, karena buku-buku karya Oki senantiasa ditulis dengan bahasa yang renyah dan dipenuhi banyak kisah yang menyentuh, lucu, mengharukan, dan heroik. Tidak ada kesan menggurui dalam ceritanya. Cara bercerita seperti inilah yang mengantarkan karya Oki sebelumnya selalu menjadi bestseller, baik Melukis Pelangi maupun Sejuta Pelangi.
Oki lewat karya-karyanya seolah-olah ingin menyampaikan bahwa bahasa keteladanan jauh lebih lantang suaranya ketimbang bahasa kata-kata. Keteladanan seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang untuk menjadikan bangsa kita lebih baik. Untuk menjadi teladan dan meneladani orang lain itu kuncinya hanya satu: jadikan ilmu sebagai cahaya dan gunakan ilmu itu untuk menerangi diri kita dan orang-orang di sekitar kita. Dan negeri ini sepertinya memang perlu banyak orang yang menjadikan ilmu sebagai cahaya. [Laporan Mizan.com]

Sumber: mizan.com

Tidak ada komentar: