Ayo Tuliskan!!

Laman

Minggu, 26 Juni 2011

Merubah Racun Menjadi Susu

Terkadang lisan begitu cepat mengeluarkan kata tanpa membingkainya dengan berfikir. Baikkah yang akan dikatakan nanti? Menyakitkan orang atau tidak? Kira-kira nantinya orang berfikir apa ya? Apakah nantinya bermanfaat buat orang lain?
Sebaiknya begitulah fikiran kita sebelum menyerahkan sejumlah kata pada lisan. Jadi begitu logis kalau akal sebaiknya berada didepan lisan bukan sebaliknya. Kita harus bisa memahami setiap keragaman kepribadian orang lain agar dalam bergaul bisa secara tepat sasaran kita masuk, baik itu sekadar berbagi informasi, menasehati, bergurau ataupun sekedar sharing.
Mungkin kebanyakan kita berfikir. Kalo begitu kita harus mempelajari setiap kepribadian orang lain. Yup! Karena kepribadian orang itu banyak sebagaiman dikelompokan oleh berbagai penulis. Ada yang mengklasifikasinya sanguinis, phlegmatis, melankolis, perfeksiois dan masih banyak lagi. Memang solusi ini perlu dan baik karena dengan mempelajari kepribadian kita akan mudah mengklasifikasikan teman-teman, orang tua , dan siapa saja yang ada disekitaran kita. Untuk mengetahui bagaimana kriteria respon yang tepat.
Sehingga pada imbasnya dalam diri kita akan terbentuk sebuah dinding pembatas dalam hal berinteraksi dan menjalin hubungan dengan siapa saja. Karena modal berupa mengetahui orang lain telah kita isi dulu dalam memory. Maka bisa disimpulkan sebuah hal yang keliru jika kita bergaul hanya dengan orang yang baik-baik saja( sopan santun, pemaaf, cerdas dkk) sehingga kita terkadang mengabaikan teman yang terkenal gudangnya hewan dan kata-kata amis lainnya, judes, sombong dan sifat negatif lainnya. Padahal justru kita harus melakukakn pedekate dan perlu digaris bawahi kita tak boleh terikut arus.
Maka, sebelum mempelajari kepribadian orang lain kita sebaiknya mengenali dulu kepribadian kita. Kita buat antibodi yang kuat agar tak gampang terkena virus dari orang lain. Mencegah lebih baik dari pada mengobati! Prinsip inipun berlaku buat kita jika ditinjau dari sudut kepribadian.
Kiranya kita harus merenungi kembali tentang dialog panjang antara Abu Dzaar ra dengan Baginda Rasullullah SAW. Yang ketika itu Abu Dzaar memasuki mesjid dan menemukan Rasulullah duduk seorang diri. Maka Abu Dzaar mendekati dan duduk disamping Rasulullah dan terjadilah dialog panjang yang penuh hikmah. Ditutup dengan pesan Rasulullah berupa amalan kepada Abu Dzaar.
“ Apa yang engkau ketahui tentang dirimu akan mencegahmu mencampuri urusan orang lain dan janganlah engkau sesalkan bahwa orang tidak melakukan apa yang engkau sukai. Dan cukup sebagai aib bahwa engkau mengetahui tentang orang lain apa yang engkau tidak mengetahui tentang dirimu sendiri”
Kemudian Rasulullah memukul dada Abu Dzaar dengan tangannya seraya bersabda:
“ Tiada akal seperti kebijaksanaan, tiada wara seperti memahami diri dan tiada kebanggaan keturunan seperti akhlak yang baik”
Dari sini kita bisa menyimpulkan 3 poin penting yang berkaitan dengan memahami kepribadian orang lain.
Yang pertama, ternyata jauh sebelum bermunculan teori-teori kepribadian ternyata Rasulullah telah memesan untuk mempelajari tentang diri sendiri karena dari mempelajari maka secara refleks pelajaran yang kita temui dari diri sendiri akan mencegah kita mencampuri urusan orang lain. Dan ini tentunya logis, dimana setiap kita tak ingin urusannya dicampuri orang lain. Benar kan?
Yang kedua, sudah menjadi sebuah etika bagi seorang muslim untuk tidak menyesali setiap perbuatan orang lain yang tidak kita sukai. Meskipun menyesal adalah refleks, tapi jang terbawa arus oleh penyesalan itu sendiri. Dan tentunya yang tidak kita sukai kebanyakn refleks dari keinginan hati. Sebagaimana yang kita tahu bahwa hati selalu mendorong pada kebaikan. Jika ada sesuatu yang mengusik hati, itulah yang sering kita sebut tidak kita sukai berdasarkan tinjauan hati. Tinjauan yang paling hakiki.
Jadi belajar adalah solusi. Belajar dari ketidaksukaan sikap orang lain agar kita tidak menularkan ketidaksukaan kita pada orang lain. Dan coba kita mengingat kembali berbagai episode hidup yang pernah kita jalani. Mungkin kita pernah bersikap seperti yang ditunjuka norang lain yang tidak kita sukai?? Ingat! Lingkungan akan memberikan respon yang sama seperti apa yang pernah kita berikan.
Apa salahnya kita merubah racun menjadi susu?? Masa bisa?
Yah, kreatif cukup jadi pegangan sekaligus jawabanya. Merubah racun kata-kata yang menggores hati menjadi sebuah susu yang tidak meracuni hati kita untuk mengusik kembali, tapi justru menjadikan kita sehat dalam ruang hati yang terkadang berpolusi. Sehingga dibalik kandungan kalsiumnya yang tinggi bisa menguatkan kita. Agar di masa mendatang terhindar dari osteoporosis, yang akan menggerogoti hati kita menjadi mudah rapuh hanya karena hal yang tidak kita sukai.

Kamis, 16 Juni 2011

embriotomi


Perasaan mules banget! Kayak nggak percaya kalo sebelumnya cara ini dipakai dalam ruang gerak aku nantinya. Namun semua itu segera terkikis habis. Ada serangkaian syukur dibalik hati yang pada nggak tegaan selepas membaca semua informasinya. Apalagi sewaktu liatin model gambar-gambarnya. Dan paling bikin ngeri lagi ketika khayalin gimana prosedur kerjanya. Hoby khayal tapi yang positf insya Allah! Gila abiss... mumpung aku terlahir di zaman sekarang ini! Bukan di masa awal mula munculnya cara yang nggak punya etika dan prikemanusiaan!
Semua berawal dari tugas dosen! Sehingga membuat aku tersadar habis-habisan kalo masuk kebidanan sekarang justru harus pada bersyukur banget ketimbang yang dulu-dulu. Karena model EMBRIOTOMI udah nggak dipake lagi. Alhamdulillah...

Apa sih itu embriotomi?

Menurut definisi embriotomi adalah mengecilkan badan janin dengan cara memotong bagian-bagian atau mengeluarkan isi badan janin dengan tujuan supaya mudah dilahirkan melalui jalan lahir biasa.
Lihat dari definisi saja tingkat khayalan kita pada naik. Wajah pada kelihatan jelek karena kening kita mengkerut, bibir mungkin sudah pada nggak simetris. Membayangkannya. Bertanya-tanya???
Nah, klasifikasinya ada 6 macam. Ikutin yukkk...
Jenis tindakan:
1. Kraniotomi
2. Dekapitasi
3. Kleidotomi
4. Eviserasi
5. Spondilotomi
6. Pungsi
Indikasi dilakukannya embriotomi
• Janin meninggal dan ibu dalam keadaan bahaya (maternal distress) atau
• Janin meninggal dan tak mungkin lahir secara spontan

1. KRANIOTOMI

Dia ini sejenis tindakan untuk memperkecil kepala janin dengan cara melubangi tengkorak janin atau mengeluarkan semua isinya sehingga kepala janin mengecil dan bisa dikeluarin dari jalan lahir. Bisa kebayang kan? Sekalipun janin didalam telah meninggal dan Ibu dalam keadaan bahaya. Islam saja dalam melakukan perawatan orang yang telah meninggal untuk memandikan jenazah hati-hati banget. Apalagi ini janin?


2. DEKAPITASI

Nah, kalo ini mah lebih ngeri lagi. Karena janin dikeluarkan dengan cara dipatahkan tulang lehernya atau memotong tulang leher dengan gunting SIEBOLD. Indikasinya buat janin yang letak Lintang. Hufft..kasian banget. Sudah meninggal dipatahin juga lehernya.

3. KLEIDOTOMI

Ini juga yang buat kening makin mengkerut.. masa sih tulang selangka janin dipatahkan satu atau keduanya. Tentunya dengan indikasi kalo janin didalamya dalam kondisi bahu yang lebar( Distosia bahu).
Parah banget tuh.. udah meninggal terus cara keluarinnya begitu juga. Apa daya? perkembangan seawaktu itu belum sampai terfikirkan dengan solusi yang lebih manusiawi.

4. EVISERASI atau EKSENTERASI

Tindakan mengeluarkan janin dengan cara mengeluarkan sensari dari organ-organ atau jaringan-jaringan yang ada didalam rongga perut dan dada. Indikasinya buat janin yang letak lintang.

5. SPONDILOTOMI

Tindakan memotong ruas tulang belakang agar janin dapat terlahir lewat jalan lahir. Indikasinya buat janin yang letak lintang.

6.PUNGSI

Mengeluarkan cairan tubuh janin dari kepala sehingga janin dapat dikeluarkan dari jalan lahir. Indikasinya buat janin yang menderita Hidrosefalus.
Sementara jika dilihat dari etika islam bagaimana sikap yang harus dilakukan terhadap jenazah begitu berbanding terbalik karena begitu lembut. Bahkan kehormatan orang telah meninggal sama dengan kehormatan orang yang masih hidup. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
“ Mematahkan tulang orang yang telah meninggal sama dengan mematahkan tulang orang yang masih hidup” ( HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Bagaimana dengan embriotomi tadi? Tentunya sangat lari jauh dari prosedur islam dalam memperlakukan seseorang yang telah meninggal. Namun perlu diketahui bahwa Pada era modern tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi dan digantikan dengan tindakan sectio caesar yang dianggap lebih aman untuk keselamatan ibu. Alhamdulillah...

Dengan demikian, penjabaran embriotomi bertujuan sebagai pengetahuan saja untuk kita sebagai calon Bidan( Amin ya Rabb).
Bisa kebayang kalo belum ada operasi sesar, tentunya berapa kilo dosa yang harus ditanggung. Padahal kan niat awalnya membantu. Tapi itulah, setiap ilmu pengetahuan tetap harus mengalami islamisasi dulu. Sesuai dengan syariat apa nggak? Kalo nggak, mendingan nggak usah dipakai. Karena jelas haram dan nggaknya.
Yang tadinya kayak lagi mau asfiksia ketika memahami setiap penjabarannya tiba-tiba nggak jadi karena sudah tahu kalo sekarang sudah ada penggantinya! Sectio caesar. Alhamdulillah..setidaknya prosedur yang bakalan buat hati pada bergetar, nada getarnya sudah di non-aktifkan. Berganti dengan cara yang lebih baik.

Rabu, 15 Juni 2011

berawal dari cinta


semua berawal dari cinta untuk bisa mendapatkan sebuah semangat. yang bakal menjadi gudang penyimpan energi ketika kita beraktivitas. tanpa ada cinta, apa yang dilakukan terasa hambar bisa dibilang hanya semacam rutinitas yang berjalan tanpa menyisihkan makna.
dari cinta, semangat akan terus membara tanpa memikirkan kapan padamnya yang berawal dari sebuah kekecewaan yang datang. maka dari itu cinta harus pakai logika. entah dari awal atau akhirnya yang terpenting tidak keluar dari jalur.itulah yang nantinya dinamakan konsekuensi!
tulisan seakan media yang telah mengambil sebagian dari cinta. mengapa? karena dari sana banyak keajaiban yang muncul yang semakin berubah kearah candu. semakin banyak rangkaian kata yang terketik semakin banyak keajaiban menanti. malas? musuh terbesar! tak ada obat yang mampu membunuh virus M ini selain berawal dari niat! apa tujuan menulis? untuk siapa? bagaimana selanjutnya biarlah menjadi bagian dari kerjaan editing. karena proses edit terakhir!

Selasa, 14 Juni 2011

Lintasan Hati


Ketika kecewa itu datang menghampiri. Cukuplah kitab-Nya menjadi penenang sejati. Kekecewaan karena iman yang belum tertanam dalam unsur kepribadian kini diganti dengan pelajaran langsung melalaui didikan kitab-Nya.
Setiap orang tentunya ingin dimengerti, tak ingin dipersalahkan apalagi memvonis dengan begitu cepat. Divonis salah oleh seseorang yang bisa dibilang adalah sosok yang begitu berarti. Meskipun iman itu belum tertancap kuat dibalik kata, cara dan tindakan. Yah..manausiawi.
Undang-undang-Nya menegurku dengan cerdas:

“ Dan jika Tuhan-mu menghendaki tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu(hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman? (yunus:99)

Minggu, 12 Juni 2011

Butuh Persiapan

Diare memperoleh peringkat kedua dari penyakit yang menyebabkan kematian pada anak-anak. Maka dari itu proses pencegahan amatlah penting. Apalagi peran seorang Ibu dalam rumah tangga yang begitu penting untuk bisa mencegah semaksimal mungkin terjadinya diare pada keluarga terutama pada anak.
Jika anak mengalami BAB melebihi 4 kali dalam sehari. Maka sebagai langkah awal penanganan adalah dengan pemberian cairan oralit. Jika dilihat dalam selang waktu 3 hari belum mengalami perubahan kearah penyembuhan dan ditemukan kondisi seperti anak tidak nafsu makan, mata terlihat mencekung, lidah tampak kering, menangis tidak mengeluarkan air mata dan tidak BAK. Maka gejala-gejala ini butuh penanganan lebih lanjut dari tenaga medis.
Menjadi seorang Ibu tak cukup menjadi seorang koki yang senantiasa menjadi ciri khas bagi seorang Ibu RT, guru yang selalu membimbing anaknya agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai usia dan menjadi lebih baik serta sebagai pengeola rumah tangga. Tapi juga harus bisa menjadi dokter dalam rumah.
Dalam artian mampu memberikan penanganan awal untuk meminimalisir terjadinya infeksi ataupun penyakit yang lebih lanjut. Itulah kenapa mempersiapkan menjadi seorang Ibu itu penting, tapi yang lebih penting adalah semangat untuk bisa memberikan yang terbaik bagi keluarga. Tapi kalo untuk remaja menjadi yang terbaik bagi diri dulu dan orang sekitar. Baru berlanjut ke anak tangga berikutnya. Hindari melangkah sebelum waktunya ke jenjang yang tak diawali dengan persiapan. Apalagi yang namanya kebablasan.
“ Apakah kamu menyuruh orang lain berbuat kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu telah membaca Al-kitab. Apakah kamu tidak berfikir?”( Al-Baqarah: 44)
Diri sendiri tentunya harus menjadi tongkat awal agar kebaikan bisa menjalar. Karena tongkat tak estafet tak akan sampai ke teman, oranisasi yang kita geluti, keluarga, masyarakat sebelum dari diri kita sendiri berani untuk memegang tongkat dan mampu membawanya berlari dengan cepat untuk menjalarkan kebaikan.
Ketika deretan prosedur kerja menjadi seorang Ibu berkeliaran dalam ruang informasi. Sebagai seorang remaja yang masih awam menghadapi bangku rumah tangga. Tentunya rasa takut itu pasti ada. Bagaimana nanti? Tapi, nikmati saja apa yang ada dalam gengaman sambil belajar dan terus belajar menjadi seorang wanita dengan multi peran nantinya.
Dunia wanita begitu luas dengan segala pernak perniknya. Waktupun sepertinya tidak cukup hanya untuk mempersiapkan. Namun juga harus bisa menjalani segala peran. Intinya terus maksimalkan waktu seefektif dan semakna mungkin dalam 24 jam. Waktu yang diberikan kepada setiap orang dalam sehari tentunya sama, tidak ada yang diberikan sampai 28 jam. Mungkin hanya yang tinggal di planet khayalan. Yang membedakan semua adalah isi dari waktu. Seberapa besar makna dalam sejam? Sehari?
Tetap berjaya calon Ibu yang terbaik!...

Barometer Itu Begitu Dekat

Kedalaman lautan memang bisa dijangkau oleh barometer, namun kedalman hati? Tentu tak ada yang mampu mengukur sekalipun menggunakan rumus , karena berbagai rumus tak ada yang mampu memecahkannya.
Begitupun dengan dosa yang terkadang banyak orang begitu mudah mengklaim ataupun memvonis salah. Namun cukuplah barometer hati yang mampu memberi jawaban antara ya atau tidak. Jika gelombang takut makin menunjukan peningkatan pada grafik yang berjalan lurus dengan kehawatiran akan orang lain tahu. Nah, bisa ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi derajat kesetimbangan antara takut dan kawatir yang menjadi suatu sampel bahwa hati menyalahi fitrah yang tak lain itulah definisi dosa.
Jadi tak perlu bertanya pada orang lain, apakah ini dosa ataupun tidak. Karena barometer itu telah tertanam dalam diri, hanya saja tingkat sensitifitasnya yang berbeda-beda. Dan semua ini tak lepas dari pengaruh pengetahuan dan keimanan seseorang yang tentunya memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
“ Sesungguhnya diterimanya suatu amal sesuai niatnya, dan setiap orang mendapatkan apa yang diniatkannya” (HR. Bukhari Muslim)
Niat, letaknya dihati. Maka dari itu hati berperan penting dalam segala aktivitas. Merevisi niat kiranya menjadi hal yang begitu berperan karena sebagaimana yang kita tahu dalam ruang hati selalu terjadi pasang surutnya iman. Maka mereisi adalah kuncinya! Agar bisa memasuki aktivitas yang mampu mengundang kemudahan dari-Nya.
Agendakan dalam aktivitas hati anda untuk mengawali segala sesuatu dengan merevisis niat!

Senin, 06 Juni 2011

Palestina



Adrenalin tak henti meningkat
Melukiskan ketakutan, kehawatiran, kecemasan yang tersirat
Kematian tak henti jadi bayang-bayang tak sebatas kecepatan kilat
Bahkan di setiap saat maupun di setiap tempat
Senjata fosfor putih seolah berubaah bak malaikat maut
Bunyi suara pesawat jet meraung-raung bak sapaan maut yang ingin menjemput
Lemparan bom, rundal tak henti terus melesat
Menyisihkan takut yang amat sangat
Menghantarkan jiwa memasuki dunia kedewasaan yang begitu cepat
Tak ada permainan yang sempat singgah melainkan kegelisahan yang semakin kuat
Kini cinta tak sesempit makna memiliki
karena di hantui bayang kematian
Namun disisi lain cinta begitu cepat bertambah membentuk harapan
Tak sekedar sebongkah mimpi
Tak sebatas titik nadirnya berbagai serangan
Beralih pada kemerdekaan yang selalu di nantikan

Yang Terbaik DariNya



Dilema!
Pilihan tak harus ada. Karena hati ini tentunya tak memiliki pilihan. Sudah pasti dirinya, bukan dia. Tapi, kenapa prinsip ini seakan masih kabur? malahan temui jalan buntu. Padahal, sungguh jalan buntu itu tak ada. Fikirannya yang kali ini sementara buntu!
Adi, cowok yang kata kebanyakan temannya alim, berkulit putih dan sipit kini memilih duduk di tangga mesjid. Ada deretan memori tergambar disana, wanita yang mengisi ruang hatinya. Nila, gadis berjibab yang ramah dan lembut. Yang kini masih menempuh study S1-nya di Yogyakarta.
#          #          #
“ Umi dan Abah kan sudah tahu sendiri hanya Nila yang jadi harapan Adi” ucapnya ketika Abah dan Umi mengabarkan maksud pembicaraan di ruang tamu. Setelah kejadian kemarin malam.
“ Iya, Abah mengerti dengan perasaanmu Di, Abah hanya ingin menyampaikan saja apa yang disampaikan teman baik Umi kemarin” ucap Abah yang sementara duduk di kursi tepat disamping Umi.
“ Umi juga nggak maksain kamu untuk memilih Raya, hanya saja kamu perlu mempertimbangkan dulu. Raya itu sholeha juga menurut Umi. Ingat! jangan tergesa–gesa mengambil keputusan” Umi menambahkan. Ada setitik harapan dibalik kata-katanya.
“ Lagian kan kamu yang nantinya menjalani, jadi keputusan Abah dan Umi seutuhnya  adalah keputusan darimu nak. Jangan kecewakan Abah!” nasehat Abah.
“ Iya Bah” jawab Adi singkat.
“ Ya sudah, kamu saja yang atur semuanya. Umi yakin masalah ini nggak bakalan berjalan rumit. Kalo keputusannya sudah ada kabarin Umi dan Abah nanti disampaikan sama teman Umi” Umi menyarankan.
“ Mi, keputusannya kan sudah jelas. Adi nggak bisa terima Raya!” jawabnya. Seketika itu dia permisi dari ruang tamu karena ada telfon.
#          #          #
Meskipun pilihan selayaknya tak ada. Namun fikirannya kini masih jelas terbayang akan sosok wanita yang berjilbab dengan segala keterbatasaanya. Yang semenjak lahir kakinya memang tak bisa berfungsi sebagaimana pada umumnya. Sehingga membuatnya berlabel cacat. Kursi roda yang selalu menjadi tempat setianya. Dialah Raya.
Wanita yang telah seminggu ini begitu akrab dengan kepulangannya. Karena jarak rumah keduanya tak terlalu jauh. Wanita yang telah dianggapnya adik yang begitu luar biasa dengan beragam prestasi yang telah di raihnya hingga tingkat nasional meskipun dalam ruang keterbatasan.
Berbeda dengan dengan perasaan Raya. Raya menggangapnya lebih dari seorang Kakak, diusianya yang akan memasuki 22 tahun ini. Ada perasaan aneh yang kini mengundang musim semi tiba dilubuk hatinya. Semacam mimpi dan harapan yang sama ketika dulu mimpinya menjadi penulis terkenal dan sekarang tinggal mempertahankan. Cukup hati yang tahu nama perasaan aneh itu.
Mimpi itu hadir, meskipun dibalik semua dia merasa tidak pantas untuk menabur harapan yang dalam. Apalagi melihat keterbatsaanya, mungkin menjadi suatu hal yang tidak diinginkan oleh sebagian lelaki. “ Apa kak Adi punya perasaan sama aku ya? Ahh..palingan juga dia nggak ingin pendamping yang cacat seperti aku. Dia kan sudah sarjana, tentunya wanita yang menyukainya banyak. Nggak mungkin milih aku yang cacat kayak ini”
Lirihnya sambil menatap kembali bunga-bunga di taman yang sejak kecil telah menjadi motivasi terbesarnya. Karena dari bunga akhirnya dia sadar bahwa di dunia ini tak ada yang sempurna sedikitpun. Sama seperti mawar, meskipun indah, cantik, menawan, menjadi pujaan setiap orang, tapi lihatlah dibalik kesempurnaanya. Masih ada banyak duri yang akan siap melukai setiap yang akan memetiknya.
Begitupun dengan dirinya. Kini perasaan minder itu hadir kembali. Membuatnya seakan pergi kemasa silam. Masa yang paling banyak perjuangan untuk bisa mampu mempercayakan diri dalam ruang keterbatasan yang telah dibawanya sejak lahir. Apalagi kalo bukan semangat dan percaya diri yang begitu berperan dalam hidupnya.
#          #          #
“ Ya Allah, jikalah dia memang jodoh hamba permudahkan kami untuk bisa meyakinkan kedua orang tua hamba. Tak ada sedikitpun yang tak mudah disisi-Mu. Namun, jika kami bukan berjodoh permudahkan kami untuk bisa saling melupakan. Dan berikan dia pengganti yang lebih baik dari hamba. Karena hanya engkaulah sebaik-baik pemberi keputusan. Meski perasaan dan harapan kami sama untuk bisa menyempurnakan separoh agama nantinya. Apalah artinya jika tanpa keridhoan-Mu. Sepenuhnya hamba patuh kepada-MU”
Bingkisan doa yang senatiasa Nila lantunkan dipenghujung doa. Setelah mendoakan kedua orang tuanya yang telah tiada.  Dan orang tua angkatnya. Orang tua angkat yang begitu ikhlas menerima dia apa adanya. Dia sadar benar akan sikap kedua orang tuanya yang jelas menerima kedekatannya dengan Adi.
Dia yakin Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik untuk hambanya. Sekalipun yang baik itu terkadang berwujud mengerikan. Namun itulah keistimewaan Tuhan, dibalik semua ada kejutan-kejutan diluar logika manusia. Yang terbaik menurutnya belum tentu itu terbaik menurut pencipta-Nya.
Siapa yang mampu membantah logika? Kalo yang membuat tentunya lebih memahami benar apa yang terjadi dengan ciptaannya. Sama halnya dengan seorang pencipta robot,  tahu benar apa yang terbaik untuk perkembangan robotnya. Karena dialah yang memiliki ide besar dan mampu mengembangakan. Begitu juga halnya dengan Tuhan. Dialah Allah dengan beragam sumber kedahsyatan.
Dia paham bagaimana kondisi saatnya ini. Cukuplah vonis dokter jadi bahan yang teramat baik utuk tempat sandaran atas segala harapan-harapannya. Bayang-bayang kematian seakan menjalari kembali membatasi segala harapan terbesarnya.
Yah, hanya karena masa lalu yang amat kelam. Semua orang tentunya akan muntah jika mendengarkan, jijik yang amat sangat jika melihat putaran masa lalu yang mengerikan. Masa lalu yang menjadikannya kini berubah drastis.
Tapi, tidak dengan Adi. Niat tulusnya yang tak pernah melihat masa lalu Nila yang kelam. Meskipun Nila sendiri telah berulang kali mengatakannya. Namun tetap saja Adi dengan niat tulusnya menerima apa adanya bahwa  di dunia ini tak ada yang sempurna.
Sekalipun banyak orang yang mungkin akan mempertanyakan alasan Adi menyimpan perasaan dan harapan yang sama seperti lelaki pada umumnya. Namun jika ditanya kenapa bisa begitu? Apalagi dengan wanita pengidap HIV, apa untungnya? Cukuplah dia yang tahu. Meskipun cinta datang karena alasan namun tidak bisa dengan mengumbar alasan mengapa harus Nila yang melekat di hatinya. Itulah cinta baginya.
“ Kak, apa kata orang tua Kakak nantinya kalo tahu masa lalu Ade? Malu kak..”
“ Yang jalani siapa? Bukan mereka kan?! Kakak sendiri. Lupakan saja masa lalu De. Lagian bukan seutuhnya kesalahan Ade kan. Si bangsat itu lagian sudah tak ada,  dia telah kembali keasalnya dengan membawa diri menuju ke jahanam!” ucap Adi ketika itu.
Yah, masa lalu. Masa tersuram yang pernah dia miliki. Masa penuh cobaan yang bertubi-tubi. Ketika itu usianya 12 tahun. Karena kebakaran rumah mengakibatkan kedua orang tuanya tewas dilalap api, dan pada akhir cerita Paman memilih untuk merawatnya.
Namun, siapa sangka Paman yang menurutnya tulus ternyata ada maksud yang tak sedikitpun terlintas. Yang kini menjadi trauma besar terhadap setiap laki-laki. Yah, Pemerkosa ! Termasuk Adi yang ketika itu berniat baik menolongnyauntuk  melupakan masa lalu. Namun, trauma itu justru luluh akan dahsyatnya kekuatan cinta.
Dari Nila yang tidak berjilbab karena dia tak ingin orang mengira kalo dia memakai jilbab hanya untuk menutupi aib. Menjadi Nila yang sadar akan penjelasan Adi tentang hakekat jilbab. Dari Nila yang pemurung, tak ingin banyak berkecimpung dengan banyak orang. Menjadi Nila yang aktif dalam berbagai organisasi Mahasiswa. Adi yang menjembatani perubahan drastis Nila. Meskipun sulit toh kini berhasil.
Penyakit menjijikan yang biasanya menempel erat dengan para PSK. Namun apa kata sebuah vonis? Vonis yang sedikitpun tak pernah terlintas dibenaknya kini seolah mengantarkannya pada lembah kecemasan yang amat sangat. Positif HIV! Karena tertular dari Pamannya yang positif HIV.
Pantasan saja berat badannya kini telah turun hampir 10%, kelelahan yang amat sering dia rasakan seolah banyak kerjaan, belum lagi keringat yang sering di malam hari. Daya tahan tubuhnya seakan lagi lowbet akibatnya diare, batuk, flu  mudah menyapanya.
#          #          #
Entah siapa yang mengabarkan sehingga Umi dan Abah akhirnya memutuskan tidak setuju jika anaknya menempatkan pilihan terakhir pada Nila. Nila, yang kini sementara naik daun dikalangan keluarga Adi. Pengidap HIV ! akhirnya Umi dan Abah memutuskan untuk menerima pinangan teman baiknya itu. Orang tua mana yang ridho anaknya ikut tertular HIV? Meskipun cinta terkadang tak ada logika, tapi tidak dengan pendamping hidup!
Adi semakin bingung!
“ Udahlah Kak, terima saja keputusan Umi dan Abah. Lagian semua itu juga kan bukan fitnah tapi kenyataan. Dede juga nggak mau Kakak menyesal nantinya. Apa untungnya coba hidup bersama pengidap positif HIV? Lagian calon Kakak juga sholeha lho..prestasinya juga banyak. De kan sudah bilang juga sejak awal. Semua juga pasti akan tahu dan menolak”
“ Nggak usah bilang kayak gitu De. Itu hanya menambah sakit hati Kakak saja. Ingat! Kakak niat nikahin Ade bukan karena kasihan atau apa? De pastinya lebih tahu itu”
“ Apa yang Kak bilang itu benar. Tapi ingat kebenaran yang hakiki hanya dibawah keputusan-Nya. Mulai sekarang Kakak sudah temukan jalan melalui perantara Umi dan Abah. Tinggal menjalani saja Kak. Adapun Ade, yah bisanya juga begitu. Lagian Ade kan sudah terbiasa di cemooh, dihina dan diejek orang. Itu sudah bagian dari hidup Ade Kak”
“ De, maafin janji Kakak yang nggak tertepati buat nikahin Ade. Kakak tahu maaf Kakak nggak sedikitpun bisa merubah kekecewaan Ade sama Kakak”
“ InsyaAllah De bisa terima semua Kak. Itulah konsekuensi! De berani terima fitrah ini meskipun nggak sampai puncak. Jadi De harus bisa terima juga kalo keputusan terbaik sebaiknya kayak gini” terdengar tangis yang menahan di seberang sana.
“ Kak tahu nggak. Sejak awal De sudah persiapkan kenyataan ini. De sadar dengan status penyakit De. Nggak ada satupun orang tua yang rela anaknya tertular HIV. Nggak ada Kak! Sebaik apapun orang tua itu! Maka dari itu De hanya patut bersyukur kalo De salah satu pengidap HIV di dunia ini yang masih bisa mencicipi hidayah-Nya. Itu saja Kak. Nggak ada yang lebih nikmat bagi seorang pengidap HIV di dunia ini selain bisa mengenal kembali Tuhannya. Justru penyakit ini yang semakin mendekatkan De sama Tuhan. Percuma kalo De bahagia bisa hidup bersama Kakak tapi, pada akhirnya Kakak ikut menderita. De yang dosa Kak...” tambah Nila kembali.Terdengar tangis yang beradu dari dua seberang yang ingin berusaha menerima ketetapan-Nya.
“ Maafkan Kakak De, maafkan...” kata terakhir Adi menutup pembicaraan.
#          #          #
5 tahun kemudian....
Nila makin menggigil, dingin itu perlahan menjalar semakin luas di sekujur tubuh. Segala antibodi seakan lemah tak berdaya akan pintarnya strategi virus HIV yang kini bersarang dalam tubuhnya. Yang semakin menampakan gejala demi gejala ke stadium III.
Nila, akhirnya dijemput melewati jalan yang tak pernah terbayang. Pucat, tampak kurus karena termakan oleh segala infeksi yang datang bergerombolan. Sistem pelindung tubuhnya telah lemah dikuasai oleh virus HIV, akibatnya mengundang beragam infeksi untuk membunuhnya. Dan informasi terakhir dia tak sadarkan diri karena infeksi pada otak.
Yah,silent killer telah beraksi. Lagi-lagi berhasil menawan manusia yang telah lebih 10 tahun bersembunyi di balik tubuh yang tampak sehat-sehat saja. Maka jangan heran beragam tes HIV/AIDS banyak dianjurkan. Karena kekhasan dari virus ini, dia bakalan muncul dengan penampakan gejala sekitar 2-10 tahun. Sehingga wajar saja kalo penderita terlihat sehat-sehat saja. Virus dengan strategi yang cerdas!
#          #          #
Seorang pria berkemeja ditemani wanita yang duduk dikursi roda dan seorang anak kecil berusia empat tahun menabur kembang di makam yang sejak 5 tahun lalu menjadi salah satu tempatnya berziarah. Kenangan masa lalu tergambar kembali, kata-kata terakhir Nila yang tak pernah dia lupakan.
“ Belajar dari kenyataan yang ada Kak, apa yang terbaik tentunya itulah yang bakalan terjadi. Belum tentu menurut Ade dan Kakak kalo harapan kita adalah yang terbaik. Namun terbaik di mata Allah itu jauh lebih baik untuk saat ini! Nggak usah pusingin perasaan De, karena itu bukan urusan Kakak. Tapi urusan Ade sama Allah. Tetap jadi yang terbaik yah?
“ Ayah ini makam siapa?” ucap gadis kecil dengan bicaranya yang tak terlalu lancar.
“ Ini makam teman Ayah dan Bunda sayang. Sekarang kita berdoa dulu ya?”

Hanya Untuk Pengendali Arah


Rongga dada k ini terasa begitu luas tak bertepi
Seakan siap menantang hari yang menjadi ladang untuk menuai dikemudian hari
Memang cinta-Nyalah yang begitu abadi, tak ada yang mampu menandingi
Begitu harapan semu hilang dimakan hari yang tak henti di nanti
Segala sesak kini berlari mencari intaian iman yang sementara sepi
Keramaian kini berpesta dalam syukur tak ternilai
Kebebasan itulah yang seharusnya di junjung tinggi oleh setiap hati
Meski hati secara anatomi terbagi-bagi
Tapi bukanlah untuk sang robbi untuk bisa dibagi
Karena ruang fitrah hanyalah satu yang mampu mengisi
Ruang yang akan memancarkan ketenangan dalam sepi
Cukup suara-Nyalah yang bersenandung cinta dibalik nikmat yang tak henti terurai dalam tabir misteri
Meskipun fitrah itu nikmat terindah dalam siklus hari
Namun jikalah bukan waktu yang tepat dicicipi tentulah begitu basi
Tak ada yang mampu mengukur kedalaman hati
Rabb….
Maafkan tabir hati yang pernah tersingkap
Yang begitu mudah larut dalam larutan dosa yang mudah menangkap hati yang terkadang tergagap
Sinyal hati terkadang lemah karena tak terdengar oleh hati yang mulai tuli
Sel-sel hati seakan berubah akan pengaruh polusi
Yang arahnya terkadang sulit terdeteksi
Padahal alat pendeteksi  telah menyatu dalam setiap diri
Namun apalah arti alat tanpa ada penggendali
Yang tentu berujung sia-sia tanpa memberi suatu solusi yang pasti
Dalam keramaian hati, kini kumenemui-Mu meminta belas kasih
Cukuplah engkau jadi pengendali arah yang membawa langkah