Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Seorang warga Rohingya Noor
Mohammed yang lari dari Myanmar ke Hyderabad, India, menceritakan kisah
perjalanannya. Noor kabur bersama istri dan putranya dari kejaran massa yang
mengepung rumahnya di Buthidaung, Myanmar.
"Mereka membunuh ayah saya di
depan mata saya sendiri dan saya melarikan diri bersama istri saya dan anggota
keluarga lain. Saya jalan melalui hutan dan memasuki Kolkata, India. Di sana,
saya bekerja sebagai buruh selama beberapa hari dan akhirnya saya bergerak ke
Hyderabad," ujar Noor, seperti dikutip The Hindu, Rabu (1/8/2012).
Sekira 30 keluarga Rohingya saat ini
berada di Kota Balapur, Kishanbagh dan Hafeezbaba Nabagar. Mereka pun masih
merasa tercekam dan belum sanggup menceritakan apa yang terjadi di negaranya.
Seorang guru madrasah di Arakan,
Myanmar, Hamidul Haq, bergetar ketika
mendengar insiden kekerasan di kampung
halamannya. Dirinya juga lari ke India melewati hutan belantara.
"Massa di Arakan melakukan
pembantaian, untuk melarikan diri dari mereka, saya harus meninggalkan keluarga
saya dan lari ke hutan bersama banyak orang lainnya yang lari ke India,"
ujar Hamidul Haq.
Mohd Rasheed yang sampai di
Hyderabad 20 hari yang lalu bersama keluarganya, mengatakan bahwa dirinya tidak
akan mau kembali ke Myanmar. Rasheed sudah nyaman tinggal di India bersama
keluarganya dan bila pulang ke Myanmar, pria berusia 55 tahun itu hanya akan
menjadi korban kekerasan.
Direktur Asosiasi Sukarela di India
(COVA) Mazher Hussain, mengatakan, COVA masih berupaya untuk mendata
warga-warga Rohingya yang ada di India. Warga Muslim itu akan diberikan status
sebagai pengungsi dan beberapa orang di antara mereka membawa kartu identitas
yang dikeluarkan oleh Pemerintah Myanmar.
Konflik antar-agama di Myanmar
terjadi pada Juni lalu, tepat setelah munculnya peristiwa pemerkosaan yang
melibatkan tiga orang pria Rohingya terhadap seorang perempuan Budha. Usai
konflik itu terjadi, para warga Muslim Rohingya ditekan dan dibantai. Salah
seorang pengungsi Rohingya pun mengatakan, peristiwa pemerkosaan itu adalah
alasan pertama bagi warga Budha Myanmar yang melakukan pembantaian terhadap
Rohingya.
"Peristiwa itu hanyalah alasan
yang diutarakan untuk memulai ronde pertama pembersihan etnis," ujar
pengungsi Rohingya Abu Siddiq.(fq/okezone)
Sumber: eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar