Kk: Kok SMS nya nggak masuk?
De: Ada kok. Hmmm ... mungkin
nyangkut di genteng kali. Tunggu aja bentar, Kak.
Kk: Ah, nggak ternyata SMS nya langsung nyangkut di hati Kakak. Heheh ...
De: Kakak jangan gombal deh! De nggak suka
Kk: Kakak kan hanya pengen masuk di
hati De saja kok, makanya Kakak pengen buka hatinya De. Sekali ini saja?
De: Kakak nggak kreatif!
Kk: Yaudah kalau begitu Kakak masuk
dengan cara sopan saja, Kakak ketuk pintu hati De secara langsung biar bisa
terima Kakak, heheh ...
De: Ah, gombal. Nggak kreatif! De itu kuat loh, Kak.
Kk: De memangnya sekuat apa coba?
De: Sekuat apa yang Kakak nggak pikirkan, itulah kekuatan De dan
Kakak nggak bisa kalahkan itu.
Percaya deh. Kakak sholat 5 waktu nggak?
Kk: Alhamdulillah ada.
De: Nah itulah salah satu kekuatan
terdahsyat milik De, makanya disebutkan kalau sholat adalah tiang agama. Mau
bangun rumah tanpa ada tiang emang bakalan jadi?
Kk: Iya juga, De pinter. Hmmm ...
De: Makanya sering nonton Para
Pencari Tuhan ya, Kak? Tapi ingat ada yang lebih penting!
Kk: Iya insyallah, De. Apa yang
paling penting itu, De?
De: Menurut Kakak apa yang paling
penting? Nah itulah yang paling penting. Itu pun kalau benar. Tapi ingat benar
itu hanya satu. Makanya benar itu selalu ada di puncak. Karena kebenaran hakiki
ada di atas puncak.
Kk: Maksudnya, De? Kakak nggak ngerti, heheh. Wawasannya De
mungkin lebih luas jadi Kakak belum bisa memahami maksudnya De.
De: Yang paling penting buat Kakak
selama di dunia apa?
Kk: Menurut Kakak yang paling
penting itu adalah membalas jasa orang tua.
De: Orang tua siapa yang
menciptakan?
Kk: Allah. Jadi?
De: Yang apaling penting itu adalah
Allah. Hmmm... Kebenaran itu datangnya dari Allah. Jika diibaratkan kebenaran
itu bentuknya seperti segitiga yang memiliki puncak dan kebenaran itu punya
tingkatan layaknya segitiga maka Allahlah puncak kebenaran. Jika kita sudah
ambil satu kebenaran saja yang letaknya di puncak maka otomatis semuanya akan
benar. Makanya ada istilah satu kebaikan akan dibalas 10 kebaikan. Kalau
dibangunkan jadi ruang bisa jadi segitiga kan?
Kk: Kalau menurut De siapa yang
paling penting?
De: Allah insyallah yang paling
penting. (De juga baru belajar dari Kakak, terinspirasi dari kegombalannya
Kakak) jika Allah saja sudah paling penting dan menempati urutan pertama maka
sudah pasti dibawahnya juga akan menjadi penting.
Kk: Kalau itu nggak usah ditanya lagi De karena memang sudah tertanam di hati
manusia sebelum ruh kita ditiupkan. Kita itu sudah buat perjanjian sama yang
menciptakan De, untuk tunduk, patuh, sujud dan menyembah pada yang menciptakan.
Sama saja kalau orang mau sholat nggak
perlu mau ucapkan niat karena dengan dia pergi ke mesjid saja itu sudah masuk
kategori niat, De.
De: Kakak pinter ...
Kk: Kalau itu nggak usah ditanya lagi De karena memang sudah tertanam di hati
manusia sebelum ruh kita ditiupkan. Kita itu sudah buat perjanjian sama yang
menciptakan De, untuk tunduk, patuh, sujud dan menyembah pada yang menciptakan.
Sama saja kalau orang mau sholat nggak
perlu mau ucapkan niat karena dengan dia pergi ke mesjid saja itu sudah masuk
kategori niat, De.
De: Kok Kakak kirim dua kali?
Kk: Jaringannya jelek De makanya
Kakak kirim lagi, kirain nggak masukJ
De: Ohoo ... iya, bener juga
jaringan media sekarang terkadang nggak
menyampaikan pada kita bagaimana komposisi kebenarannya karena semua sekarang
berujung pada uang. Makin banyak media yang dipakai maka akan banyak pula yang
kecanduan oleh karenanya kebenarannya diberikan setengah-setengah agar bisa
menimbulkan efek kecanduan. Nah, kalau sedikit-sedikit tapi nggak utuh apa jadinya coba? Tentunya
pemahaman akan cacat. Nah itulah kesalahan sekarang yang sedang menjerat. Hukum
aja tuh, Kak! Borgol mereka!
Kk: Pinter ...siap komandan!
De: Kakak, De kasih judul ceritanya
“Berawal dari Gombal Mengenal Tuhan” saja ya, Kak?
Kk: Heheh... ganti saja judulnya,
De. “Berawal dari Cinta Mengenal Tuhan” heheh ... Kakak lagi jatuh cinta
sekarang ini kayaknya.
De: Ah, aku tak peduli. De lebih
yakin cinta-Nya lebih setia dari Kakak. Heheh ...
Kk: Nggak apa-apa deh kalau nggak
dipedulikan. Iya, iya cinta kepada Allah itu jauh lebih pentingJ
De: Kalo Kakak cintanya sama Allah
pasti Allah pedulikan juga cintanya Kakak sama siapa saja. Dia selalu membalas
sesuai apa janji-Nya. Semua berasal dari keyakinan.
Kk: Seperti yang Kakak bilang tadi
itu sudah pasti, De. Nah, Allah peduli sama Kakak makanya Allah ciptakan De. De
tahu nggak kenapa Allah ciptakan
manusia untuk berpasang-pasangan? Karena Allah peduli pada kita, De yang
mencintai Dia.
De: Hufttt ... De nggak tahu mau balas apa?
Kk: Balas dari apa yang De rasakanJ
De: De rasa haus ... mau minum.
Kk: Tafadhol (silahkan)
De: Uhuuu ... kirain panadol buat
sakit kepalanya, De. Heheh ...
Kk: Heheh ... Kakak istirahat dulu
ya, De. Jangan tidur kemalaman loh.
De: Siap komandan!