Ayo Tuliskan!!

Laman

Sabtu, 21 Maret 2015

Bidan Khayalan Beda Pelayanan



Sambil menunggu antrian aku pengen cerita sesuatu yang menggenang dalam otak. Hari itu usia kehamilanku 7 bulan 3 minggu 2 hari. Usia kehamilan yang menakjubkan karena diusia ini perkembangan otak janinku memasuki usia emasnya. Katanya kalau otaknya mendapatkan rangsangan maka itu akan lebih baik lagi buat perkembangan otaknya. 

Makanya ketimbang nunggu, bengong, lirik-lirik pasien mondar mandir menunggu antrian, menikmati tangisan bayi 3 bulan yang tepat berada di sebelahku. Yang menurut data yang kudapat setelah ngarol-ngidul sama emaknya ternyata si kecil sudah demam 2 hari ini ples batuk dan beringus. Duh, kacian. Moga cepat sembuh dede sayang. Meskipun kenalnya juga baru saat itu. 

Oh iya. Jujur nih kayaknya aku lagi kangen dengan profesi lama yang tertinggal. Tertinggal?
Iya karena selepas aku jadi bidan selama 40 hari. Langkah profesiku tak tahunya pindah jalur. 6 bulan setelahnya aku menekuni profesi tentor. Dan selama 8 bulan ini berusaha menjadi isteri ples IRT. Lumayan lama bidan kutinggalkan.

Sampai-sampai pikiran nakal kadang menghantui. Ijazahku bidan. Sekarang? Hmmm.. Belum lagi kalau tahu teman-teman sudah pada kerja dan menjadi bidan. Ada yang mengusik di hati ini. Tapi jika usikan ini dibawa lagi melangkah ke depan itu hanyalah sebuah khayalan. Targetku masih banyak yang harus dilewati sebelum menjadi bidan kembali. 

6 bulan pasca kelahiran si baby aku masih ingin menyibukkan diri dengan ASI Ekslusif. Aku belum mau menambah aktivitas baru. Hingga akhirnya si kecilku nanti bisa berjalan dan sudah kuat untuk jalan dibawa kerja. Kerja di luar rumah maksudnya (lihat ke depannya). Disisi lain aku rindu pasien, tapi aku tahu si kecilku lebih membutuhkan aku nantinya. Aku ingin dia kuat dulu hingga nantinya bisa kubawa kemana-mana. 

Dari sini kata pasien" dalam otakku bermetamorfosis layaknya kupu-kupu. Ia ingin bermetamorfosis sempurna! Pasienku sekarang bukanlah ibu-ibu yang harus aku periksa kehamilannya atau aku kontrol masa reproduksinya, bukan juga bayi dan balita yang harus diimunisasi dan ditimbang tinggi dan berat badannya. Pasienku lebih luas bahkan saking luasnya ia tak terlihat. Ya itulah mereka yang kusebut sebagai pembaca. 

Berhubung beda pasien tentu beda pula bentuk pelayanan yang bakalan aku berikan. Wilayah kerjaku adalah pembaca yang lebih banyak aku tak tahu siapa namanya, jenisnya apa? BB-nya berapa dan tinggal di mana pula. Alhamdulillah kali ini aku tak disibukkan lagi dengan mendata dan bertanya seputar identitas dan keluhan di depan mata. Pasienku sekarang insyaAllah lebih unik itulah dia pembaca. 

Ketimbang aku memikirkan tema bidan khayalan mendingan aku mengolah pelajaran selama melalang buana dalam dunia kebidanan. Aku dan teman-temanku  tentunya sangat hafal dengan mantra berikut saking hafalnya pun aku dan bidan lainnya langsung spontan mengucapkan mantra ini dikala ada pasien in partu alias yang mau bersalin. Apa itu?

"Makin Sakit Makin Baik, Bu. Kalau nggak sakit bayinya nggak bisa lahir" itulah mantra ajaib yang setiap hari kita ucapkan. Boleh tiap jam mungkin. Intinya kalimat ini tentulah sudah menjadi menu wajib bagi seorang bidan. Nah, dari mantra ajaib inilah yang melahirkan sebuah inspirasi untuk menulis buku. Dari kalimat ini aku disponsori oleh sejumlah ayat, data dan bukti bahwa mantra ini memang ajaib. 

Dikala kita sakit" entah sakit belum juga lulus, belum juga dapat kerjaan, belum dapat pasangan hingga dapat momongan. Sejatinya, makin sakit itu makin baik. Penasaran dengan isinya? Yuk segera miliki bukunya. Bisa dihubungi lewat ini:


Web                             : www.dapurbuku.com
PIN                             : 521F4512
SMS                            : 081281956427
Nabila Asy-syifa         : 082348643267/ 7CF5DBDD

Semoga si kecilku yang ada di dalam ruang tiga kegelapan perkembangan otaknya pun makin tumbuh dan berkembang. “Umi kangen kamu sayang. Selalu tumbuh dan berkembang ya? Jadi anak pinter, sehat, kuat dan bisa bermanfaat buat agama dan negara kelak. Aamiin”.

Bidan sekarang mungkin masih khayalan. Ketimbang menghayal lebih baik fokusnya aku ganti yaitu membantu proses lahirnya buku-buku berikutnya. Tak ada yang kebetulan dalam hidup ini karena kita diproses oleh yang Maha Betul. Betul...betul...betul?





1 komentar:

SultanConan.blogspot.com mengatakan...

Nice.....
Tetap produktif, walau lagi hamil besar.
Two thumbs for you.
Jangan lupa mampir juga ke sultanconan.blogspot.com ya....
(y)