Kalau emang
cinta jangan ditambah (+) atau dikurangi (-) bahkan dibagi (:). Dikali (X) aja
CINTA-nya biar hasilnya lebih buanyak. Setuju?
Kalimat ini
memang ringan, ringan banget malah. Tapi agak-agak sulit untuk dibuktikan. Kalimat
ini muncul nggak tiba-tiba juga. Aku kan si bungsu. Aku paling tak mau kalau
cinta ditambah, dikurangi atau dibagi. Bila cinta lebih bisa dikali kenapa sih
harus ditambah dan dikurangi atau malah dibagi?
OMG
helllllooowwww....
Ketika itu
aku hanya bercanda aja sama komdanku. Nggak tahunya dari bercanda dapat
inspirasi. Oh, memang dia tercipta mungkin ngefek ke sistem saraf pusatku kali,
ya? Sampai-sampai begitu menginspirasi jadinya.
“Kak, kalau
debay udah lahir jangan terlalu sayang sama debay, ya? Awas lho de dilupain”
Candaku di BBM ketika itu.
“Nggaklah de.
Hanya aja mungkin sayangnya udah kebagi. Buat de sama debay”
Spontan dalam
pertalian sarafku mendeteksi. Kayaknya ada yang perlu diedit deh dari kata-kata
suamiku barusan. Apa, ya? Mungkin karena sekarang ini aktivitasku mengedit dan
mengedit terus tulisan jadilah bawaan pengen ngedit apa saja yang bentuknya
kalimat. Spontan aku balas BBM-nya.
“Yeeeeee....
kalau cinta itu dikali, Kkq sayang. Biar hasilnya lebih besar. Kalau cintanya
hanya ditambah, dikurangi atau dibagi hasilnya dikit. Nggak percaya? Cobain deh”
Dari candaan
ini membawaku ke paragraf-paragraf berikutnya. Memang benar juga. Misalnya jika
teori ini kubawa dalam tulis menulis. (Kalau untuk profesi lainnya juga bisa. Disesuaikan
dosisnya, ya?) Apa efeknya? Jelas ngefek abis!
Katanya aku
CINTA dengan menulis?
Kok pikirannya
kurang fokus dinulis? Pengennya, ditambah (+) sama pikiran negatif. Misalnya:
aku nulis tapi kan nggak terbit-terbit? Aku udah nulis bagus tapi sampai detik
ini juga belum menghasilkan nilai rupiah? Apa aku harus nulis terus?
Nah, CINTA
kalau hanya bermodalkan (+) aja kayaknya nggak cukup kan? Apalagi kalau sampai
di (-) karena kita kurang rajin nulis, atau dibagi (:) dengan kesibukan
lainnya. Emang, harus pintar bagi-bagi waktu. Tapi mbok yo jangan lupa
nulisnya? Bila kita memang benar-benar CINTA apapun itu alasannya kita tetap
mengkali (X) kannya dengan usaha dan doa. Alllah Maha Melihat. Kitanya aja
kadang sok-sok bisa melihat itulah, inilah.
Bila cinta
nggak kita kali (X) kan dengan benar. Hati-hati berpotensi di-close(X). Makanya ada yang bilang jangan
berlebih-lebihan. Berlebih-lebihan temannya syetan. Berlebih-lebihan, nggak
baik buat kesehatan. Setuju?
Kayaknya gitu aja deh. Semoga menginspirasi. Teori ini bisa
disesuaikan dengan profesi apapun heheh ...
“Sesungguhnya Allah tidak merubah
keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri.” (QS.
Al-ra"du:11)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar