Ayo Tuliskan!!

Laman

Kamis, 26 Mei 2011

“Kado Ajaib”




“ Busyettttt....1000 gram! berat aku sekarang? Wah gagal diet!
Diakhir bulan ketujuh ini aku makin chuby. Makin panjangggg...juga, 38-an senti gitu. Belum lagi segerombolan saraf-saraf yang banyaknya udah nggak kehitung. Makanya nilai matematika aku menurun sekarang ini, padahal kan udah memasuki trimester tiga. Tapi kok udah dodol gitu ya? Huftttt..
Kulitku juga masih kayak Mbah. Tapi bukan kayak  teorinya Mbah Darwin lho..hehe.
Kalo aku lahir sekarang menurut  aturan disini yah boleh saja. Karena aku udah pinter bernafas dan ngebedain mana terang dan gelap. Semua teorinya udah aku kuasai! lagian kawat telepon saraf aku udah bisa di pakai. Sinyalnya udah kuat. Jadi kalo ada apa-apa bisa kontakan langsung sama Bunda.
Tapi, kayaknya aku pengen  cuti dulu disini deh, malas-malasan di ruang yang serba gratis ini. Kalo diluar kan semua udah pake tarif. Mumpung ada kesempatan untuk ber-khalwat[1] yah, sekitaran dua bulan lagi gitu.  Kalo di luar nanti jarang juga ada tempat yang sunyi kayak gini, terus banyak fasilitasnya lagi.
Oh ya, aku kayaknya lupa kabarin sama Bunda sama alumni lainnya. Baru sekarang aku sadar akan nikmat Tuhan yang paling sering aku lupain. Apa alumni juga gitu ya? Atau Cuma aku saja nih...
Aku makan , minum, bernafas dari benda buatan Tuhan! Ajaib banget. Yah itu dia plasenta. Kalo di dunia luar aku dengar dari alumni katanya “ari-ari”. Lucu gitu bahasanya.  Apalagi bentuknya disini yang bikin aku geli kalo ngeliatnya. Bundar , yang kalo aku hitung-hitung waktu itu beratnya sekitaran 500 gram dengan diameter sekitaran 20 senti meter. Wah...gede juga! Aku udah pinter matematika kalo gitu.
Padahal gudang hidupku ini udah ada sejak aku nginap 4 bulan disini lho. Tapi, itu dia aku udah lupa ngabarin nikmat-nikmat yang ada di dunia mini ini. Serba ajaib!
Maka nikmat Tuhan-mu  yang manakah yang kamu dustakan?”
Di dunia aku yang mini aja, udah bisa lupa sama kado-kado ajaib dari Tuhan. Gimana aku diluar nanti? Penopang hidup aku saja yang paling penting kayak oksigen dan makanan sudah aku lupain, apalagi yang nggak terlalu terlihat banyak nyumbang buat aku hidup.
Duhhh...aku jadi malu sama Tuhan. Malu banget. Padahal di dunia aku yang serba gratis ini aku tinggal pake aja nggak pake usaha buat dapatin. Tapi untuk bersyukur selalu terlambat. Tempat mana juga yang pemiliknya sebaik ini? kalo bukan pemilik tempat nginapku ini!
Aku jadi dipojokin ini, karena malu baru ungkapin sekarang. Ngucapin Alhamdulillah juga sekarang. Tapi yang terpenting aku udah sadar kalo aku punya sifat manusiawi( apa tuh?).
Aku baru bisa melantunkan syukur ketika kado-kado Tuhan yang udah dikasih terlanjur aku pake udah lama. Aku baru sadar kalo plasenta itu hadirnya udah lamaa...banget tapi ngucapin syukurnya terlambat karena kesibukanku menikmati kado-kado Tuhan yang nggak kehitung. Lagi-lagi aku kayak pengen nendang karena baru sadar sekarang.
Tapi, meskipun begitu kata oksigen sewaktu marahin aku karena udah lupain dia sekitar 2 bulanan. Dia ngasih pelajaran yang berharga banget buat karir aku kalo di luar sana. Pelajaran yang nggak bakalan aku lupain!
“ Kamu bisa saja lupain aku sedetik, menit bahkan bertahun –tahun! Tapi ingat, aku sedikitpun nggak pernah lupain kamu. Karena itulah cara aku bertasbih pada-Nya!” kata oksigen sewaktu itu. Marah habis-habisan.
“ Iya, tapi kan aku udah sadar dan baru tahu” jawabku ketika itu. Pengen nangis.
“ Okelah. Aku bisa saja memaafkan, tapi aku hanya minta satu hal saja ketika kamu keluar dari dunia mini ini. Harus!” oksigen makin keras suaranya. Aku sempat nangis. Detak jantung aku makin kuat lompat-lompatannya.
“ Iya, insyaAllah. Tapi aku takut nggak bisa laksanain semua nantinya” ucapku. Otot-otot wajahku mengkerut. Kalo dilihatin pasti mirip Mbah.
“ Kau tahu fungsiku setiap detik berkeliaran dalam dunia ini?”
Aku mengganguk. Jelas nggak tahu. Wong akunya juga baru disini.
“ Aku dalam proses pembakaran berfungsi untuk memelihara proses pembakaran agar hasil akhirnya berupa energi tetap selalu tersedia untuk menopang setiap usaha yang ingin para alumni lakukan. Maka dari itu aku begitu penting!
“ Pembakaran ini mungkin kamu belum ngerti. Yang pasti kamu bakalan sekolah nanti dan tahu bagaimana kerja keras aku disini. Tapi satu hal yang penting untukmu. Proses pembakaran itu sama juga dengan proses menulis. Bedanya objek aja yang dibakar. Persamaannya banyak. Dari prosesnya yang makan waktu panjang untuk bisa menghasilkan sebuah energi. Yang tentunya sama seperti proses menulis untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Membaca bisa diibaratkan dengan menghirup oksigen, artinya begitu penting dalam menunjang sebuah karya. Dengan membaca wawasan akan makin bertambah dan luas, seiring banyak yang kita baca maka akan menghasilkan sebuah proses akhir yang akan menyadarkan kita bahwa yang kita tahu itu begitu amat sedikit. Hanya setetes dibanding dengan ilmu-Nya Tuhan. Sama kan fungsinya dengan oksigen tadi? Membaca itu mampu memelihara sebuah tulisan. Nggak salah dan tentuya sangatlah logis ayat yang pertama turun untuk memerintahkan membaca kepada para alumni. Yang artinya sama pentingnya juga dengan bernafas, hanya saja nggak secara tertulis. Pintar-pintarnya kita aja mampu membaca sesuatu yang nggak pernah ditulis.
Jadi bisa dibilang benar juga apa yang dikatakan sama pak Sakti Wibowo kalo solusi untuk nambahin bobot sebuah tulisan, cara yang paling efektif adalah membaca. Membaca, tempat keajaiban-keajaiban terbuka. Sehingga tulisan akan lebih bermakna.
 Begitupun menulis bisa diibaratkan dengan mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Kalo dilihat antara menghirup dan mengeluarkan tentunya proses mengeluarkan lebih banyak kandungannya. Seperti itulah menulis. Dua keuntungan juga yang akan dihasilkan yaitu mengerti apa yang kita baca dan mampu mengembangkan dengan keajaiban yang ada dalam proses menulis itu sendiri. Keajaiban nggak bakalan kita dapat kalo kita nggak memulainya dengan menulis” jelas oksigen panjang lebar. Entah berpa senti kata-katanya itu.
“ Insyallah aku bisa ingat” ucapku.
“ Jangan salah! Ketika kamu lahir nanti apa yang aku sampaikan ini bakalan sedikitpun kamu tidak dapat mengingatnya! Camkan itu!” oksigen kayak naik darah.
“ Lho kok gitu? Aku nggak mauu..” renggekku ketika itu.
“ Kalo nggak mau silahkan saja pindah di kos-an yang lain! Karena itu udah ada dalam ketetapan Undang-undang Tuhan. Sedikitpun nggak ada yang bisa bantah! Alumni semua juga begitu. Itulah bukti keadilan Tuhan. Sehingga alumni berpikir kalo dunia ini penuh banyak pilihan. Ini UUT pasal An-nahl nomer 78:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani agar kamu bersyukur” ucap oksigen mengakhiri pembicaraan”
Jadi Tuhan kasih 3 senjata tadi buat nemenin kamu di dunia luar nanti! Jadi jangan ngandelin dua malaikat kiriman tuhan yang bakal kamu paggil Ayah dan Bunda nantinya” ucap oksigen mengakhiri pembicaraan.
#          #          #
Di akhir bulan kedelapan....
“ Tempat nginapku kayak udah sesak. Pengen ganti tempat, tapi ketempat mana? Mungkin, karena aku sudah tambah gede kali ya? Ruangan ini kayak udah sempit. Tapi bagaimanapun aku tetap senang banget disini karena ada “ kolam renangnya[2].
Bunda tahu nggak? Kalo sekitaran satu liter air jadi teman aku disini. Kayaknya itu sudah cukup untuk aku berenang-renang disini. Tapi ngeliat air ini aku sempat kaget bukan main Bunda . Gimna nggak kaget coba?
Ternyata air ini bukan hanya tempat aku berenang tapi bahasa kerennya multifungsi!
Dia juga bisa jadi pengawal aku disini Bun, karena aku disini kayak “Bu presiden” yang serba dan harus dilindungi dari kuman dan virus-virus yang jail dan nakal!
Hebatnya lagi air ajaib itu buat menjaga tali pusat yang menjadi semacam alat transportasi makanan, oksigen dan kado Tuhan lainnya menuju plasenta. Bisa di bilang jadi “pak pos” gitu yang bakalan jagain agar kiriman Tuhan lewat Bunda bisa sampe juga sama aku.
Bunda tahu tempat penginapanku ini juga bisa kena benturan lho.. Yah, mungkin karena Bunda kesandung or Bunda rada-rada nakal gitu karena bawel kalo diingetrin Ayah “ Hati-hati sayang” cieee...Ayah romantis!( apa tuh? Kayak kosakata baru)
Yang terkadang sempat buat aku iri juga. Tapi, aku berani jamin!
Kalo di dunia luar nanti palingan juga aku yang paling disayang. Iya kan Bunda? Tapi kayaknya aku punya saingan yang udah duluan keluar dari sini. Buktinya tempat nginap aku kayak udah pernah ditinggalin sebelumnya. Siapa ya? Kok nggak bilang-bilang.
Dan paling dahsyatnya lagi. Air ajaib itu yang bakalan jadi pelicin dan pembersih kalo aku mulai meluncur dari perut Bunda. Yang aku rasain kayak udah nggak muat lagi kalo aku tinggalnya disini kelamaan.
#          #          #
Diakhir bulan kesembilan...
Hmmmm...kalo di dunia luar ada salon. Disini juga aku ada lho! Kan udah dibilang tadi, fasilitasnya  lengkap abis, nggak kalah jauh sama dunia luar. Di akhir bulan ini aku kan udah terbilang perfect gitu karena perkakas saraf aku sejak bulan kemarin sudah lengkap. Jadinya nggak ada lagi yang datang minta tagihan. Kalo aku nggak nggak nyambung.  Saatnya aku disini nyantaiiii....
Salon aku juga nggak ilegal lho. Jadi jangan seenaknya berani gusur kayak pedagang kaki lima gitu. Nih, buat polisi aku tunjukin surat jaminan aku.
“Yang memperindah segala sesuatu yang dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah”. Pasal As-sajdah nomer 7. Bener kan?
Jadinya nggak salah donk aku disini pedicure medicure. Nggak bakal ada yang ngiri juga liatin artisnya tambah cantik. Oh ya, di tempat salon itu pemilik-Nya nambahin aku lemak dengan lincah sehingga kulit aku yang tadinya keriput abis, ketika akhir bulan kedelapan maka akan kelihatan lebih kencang di akhir bulan kesembilan ini. Si ganteng yang liat aku juga pastinya naksir..hehe geer abis.
Pasalnya sedikit demi sedikit kulit aku yang tadinya tampak merah karena pengaruh warna darah dan pembuluh-pembuluh darah yang ada dibawahnya sudah pada nggak ada penampakan lagi. Sudah berubah menjadi warna yang lebih baik lagi.
Begitulah pemilik salon ini yang paling hebat abis! Pemilik-Nya memang berkompeten ngasih perawatan yang terbaik sama aku. Makanya  sewaktu aku lagi asyik nikmatin semua pelayanan yang ada disalon ini. Aku sempat liat ada sertifikat penghargaan yang jadi jaminan bahwa salon disini memang yang terbaik. Salon mana coba yang bisa nambahin lemak kayak disini? Yang ada sih hanya pada ikutan dari salon pertama yang ada di dunia.
Salon-Nya yang menjadi awal salon-salon berdiri. Iya nggak? Wajar toh kalo Dia dapet sertifikat penghargaan. Kalo aku sempat baca sih gini .
“ Kemudian kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Maha suci Allah pencipta yang paling baik”[3]
“ Yang menciptakan dan menyempurnakan(penciptaan-Nya). Yang menentukan kadar(masing-masing) dan memberi petunjuk”[4]
Wahhh...hebatnya. tapi masih ada banyak lagi sertifikat penghargaanya yang ngebuktiin kalo ruang nginapku ini punya salon yang terbaik!”
#          #          #
“ Bunda semalam aku dapat tugas juga jelasin pasal-pasal Tuhan itu. Udah liat kesana-kemari tapi kayak belom jelas gitu. Pasal-Nya gini Bunda.
“ Allah menjadikan kamu dalam rahim Ibumu setahap demi setahap dalam tiga kegelapan”[5]. Apa maksud tiga kegelapan sih? Kok pasal-Nya pinter gitu, memangnya yang buat pinter sekali ya? Setelah berkedip-kedip seakan jawaban itu tinggal aku lihat saja keatas ataupun kebawah yang penuh akan air ajaib. Kulihat kembali apa ini ya?
Ternyata oh ternyata. Benar banget! Ruang nginap aku kayak punya lapisan ozon juga tapi lapisannya ada 3. Yaitu: Pertama dilapisi sama air ajaib tadi, tukang redam segala macem benturan yang datang dari luar. Elastis banget. Kedua dilapisi sama semacam selaput tipis buat bungkus air ajaib tadi dan lapisan ketiga adalah dinding rahim yang bakalan jadi pelindung terkuat karena memang dipersiapkan dari lama sama Tuhan.
Undang-undang Tuhan memang nggak pernah salah! Hanya alumninya aja yang pada belok kanan kiri seenaknya kayak nggak ada lampu lalu lintasnya aja”.


[1] Berdiam diri
[2] Air ketuban
[3] Al-mu’minun:14
[4] Al-a’la:2-3
[5] Az-zumar:6

Tidak ada komentar: