Setiap orang pastinya memiliki prinsip. Dengan prinsip hidup seseorang akan terarah, dengan prinsip seseorang akan mudah bangkit dari keterpurukan, dengan prinsip seseorang akan mudah melangkah ketitik selanjutnya yang harus dia tuju sebagaimana perencanaan awal.
Namun, ketika hidup hanya sekedar untaian rutinitas tanpa mengandung target dan perkembangan disitulah perlu dipertanyakan kehadirannya sebuah prinsip. Dimanakah dia selama ini bersembunyi dari gebrakan-gebrakan jiwa?
MUNGKINKAH?
Mungkinkah prinsip itu mulai luluh dibakar panasnya ego kita yang tak mampu membendung luapan makna yang tertampung namun, tak jua diberi wadah yang pantas?
Mungkinkah prinsip itu tinggal nama yang tersusun rapi dari keputusan awal namun, ketika diperjalanan dia mulai menjadi pajangan biasa tanpa memberi sebuah subsidi untuk tubuh yang sedang menuju ketitik asa?
Mungkinkah prinsip itu belum menyatu dengan alam sadar bahwa keberadaaanya itu penting agar dunia bisa dibuatnya berkotak-kotak dalam kapasitas yang sangat luas?
Dengan prinsip hidup terasa luas namun tetap memiliki batas. Batas-batas yang tak “menggangu” namun mengatur, membentuk sebuah garis waspada dan tindakan. Dikala perkembangan baik itu pikiran, hati maupun tindakan telah melewati garis waspada disitulah akan hadir berdampingan garis tindakan. Yang mana prinsip itu mulai bertingkah tegas karena batasannya telah disentuh dan muncul sebuah refleks bahwa tindakan harus ada.
Alam ternyata sering menyindir kita dengan rutinitasnya yang kaya akan nutrisi prinsip, jika kita sadar dalam melihat beragam potret yang menjadi tayangan mata.
MATAHARI KAYA AKAN NUTRISI PRINSIP
Prinsip matahari bakalan timbul dengan panasnya yang mampu menghangatkan sekitarnya tanpa memandang bulu setelah melewati dinginnya malam. Bukan itu saja mungkin tanpa kita sadari dengan adanya sinarnya, provitamin D yang ada dalam kulit seketika bisa aktif dengan kehadiranya. Sehingga tak salah jika sinar matahari merupakan sumber vitamin D yang baik. Karena sesungguhnya dalam kulit kita terdapat sinyal-sinyal untuk mengaktifkan vitamin D yang memang penting untuk tubuh.
Cobalah bayangkan jika seandainya matahari tak berprinsip seperti penjelasan singkat diatas?
Bisa dibayangkan mungkin hanya kegelapan, kedinginan dan penyakit yang timbul. Begitulah cara-cara Tuhan menyapa kita. Melalui yang sederhana dan selalu hadir dipandang mata. Namun Tuhan memberikan jembatan kepada akal kita.
Mau nggak melihatnya lebih dalam? Mau nggak aktifin pikiran untuk sejenak memejamkan mata dan merasakan aliran kekuatan prinsip yang mengalir seiring sensitivitas hati yang mau kita diaktifkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar