Ayo Tuliskan!!

Laman

Selasa, 15 November 2011

BABY BLUES


“Percaya apa enggak, gw baby blues parah mampus. Emang sih, gw sayang banget ama anak gw. Gimana ngga amaze coba, anak gw lahir 1,9kg! Tapi bisa ndut banget sekarang.
Tapi ternyata, karena dia lahir prematur, itu semua bikingw shock. Ngga siap deh! Perkiraan operasi cesar bulan agustus akhir, eh dia udah lahir akhir Jully dengan NORMAL...(disini gw yakin anak gw cinta ma gw, sampe dia memutuskan kedatangannya dengancara NORMAL..hihihi....)
Baby blues gw nggak main-main. Sampe ada satu masa gw pengen ngamuk dan ngebayangin pengen mbanting atau nginjek Azel. Wuihseremlah!
Temen gwsampe nangis di pojokan kamar setiap anaknya nangis. Ada yang sampe jambak-jambak rambut saking stresnya.Ada yang kerjaannya teriak-teriak untung ngeluarin beban hatinya.Gw mikir, kok kita yg ngalamin baby blues ini sampe kayak orang gila yah… Alhamdulillah otak gw masih waras...Amin..Amin..
Setiap baby blues gw kumat, gw pasti ngerasa ada 'setan' dalam diri gw. Gimana engga?bisa punya pikiran extrem gitu keanak yg masih merah?! Wah, 30 hari pertama sumpah mampus BERAAAAATTT banget buat gw…”
Ini hanyalah ungkapan seorang ibu yang pernah mengalami baby blues dari sekian banyak ibu yang pernah mengalami.
Bayangkan saja baby blues ini diperkirakan satu dari sepuluh wanita mengalami depresi pasca melahirkan meskipun mereka sebelumnya tidak mengalami masalah kejiwaan. Tanpa perawatan, kondisi tersebut sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya.Tetapi, perasaan depresi bisa muncul kembali enam bulan kemudian.

Apa sih itu baby blues?

Baby blues merupakan depresi dan stress yang dialami oleh seorang ibu pasca persalinan. Namun tidak menutup kemungkinan juga dialami oleh seorang ayah.Kecenderungaanya adalah pada saat anak mencapai usia 12 bulan sebanyak satu dari empat ayah mengalami depresi.

KENALI, GEJALA BABY BLUES

Gejala baby blues pada seorang ayah dalam penelitian yang dilakukan tim dari Eastern Virginia Medical School, di AmerikaSerikat, bukan karena pengaruh hormonal tetapi karena tekanan menjadi ayah baru. Tekanan yang mereka rasakan termasuk biaya perawatan anak, perubahan hubungan dengan istri saat keintiman menjadi berkurang, dan rasa takut karena tanggung jawab yang besar menjadi seorang ayah.
Jika gejala baby blues pada ayah disebabkan karena tekanan akan status barunya sebagai ayah, berbeda juga dengan seorang ibu apa penyebabnya?
Menurut Agaath Drost psikolog pada Mamakits, instansi yang membantu penderita baby blues berkelanjutan,
"Perasaan seperti itu lebih sering terdapat pada kelahiran anak pertama dan penyebab utamanya ialah perubahan hormonal ditambah faktor-faktor fisik seperti lelah akibat proses persalinan rumit, kurang tidur dan ASI tidak lancar."
Perubahan emosi, cepat sekali menangis dan sedih adalah beberapa gejala ibu yang mengalami baby blues. Perasaan seperti ini biasanya timbul pada hari ketiga atau empat dan berlangsung hanya beberapa hari sampai maksimal dua minggu.
Bila situasi itu terus berlanjut hingga hitungan minggu, bulan bahkan sampai setahun, bisa dipastikan ibu baru tersebut mengalami depresi paska melahirkan.Situasi ini harus segera diatasi karena bisa berdampak buruk bagi diri sendiri, bonding dengan bayi, dan kemesraan bersama suami.
Ini kiranya sesuai dengan Penelitian yang dikepalai oleh Dr. James Paulson, melakukan review pada 43 penelitian yang melibatkan 28.000 orang.Mereka menemukan, baik pria ataupun wanita akan merasa lebih stres menjadi orang tua baru, jika pasangannya tidak bisa mengatasi stres dengan baik.
"Masalah depresi usai melahirkan menjadi hal serius.Jika berlangsung lama dan tidak segera diatasi bisa menciptakan emosi dan perilaku tidak stabil yang bisa berpengaruh negatif pada perkembang ananak-anak," kata Dr. Paulson seperti dikutip dari Daily Mail.

ATASI SEGERA PILIHAN TERBAIK!

Ayah dan ibu sudah pastinya sejak awal mengidamkan suasana bahagia pasca persalinan namun apa daya baby blues datang tiba-tiba. Maka sudah sewajarnya sebagai ibudan ayah yang baru saja dilantik dengan kehadiran seorang bayi tidak terus menerus dalam ambang skenario baby blues yang pastinya bisa diatasi. Tidakmungkintidak!
Jangan sampai hanya pengaruh hormonal dantekanan yang pada dasarnyaa dalah proses adaptasi menyebabkan ayah dan ibu menjadi lalai untuk menikmati kebahagiaan yang selama fase kehamilan selalu dinantikan.Jangan sampai hanya karena situasi yang pastinya bisadiajak damai ayah dan ibu lalai membantu tugas perkembangan si kecil.
Sebagaimana peringatan Allah dalam ensiklopedi dunia yang tak terbantahkan Al-A’raf : 179 pada ayah dan ibu yang baru saja dilantik :
“Dan janganlah kamu termasuk di antara orang yang lalai…’
Rasulullah S.A.W pula pernah berwasiat, baginda bersabda :
‘Janganlah kalian lalai maka kalian akan melupakan rahmat.’
Allah tak memberikan cobaan diluar kesanggupan hambanya.Percayalah itu!
Jika di Negara belanda terdapat sebuah wadah untuk membantu masyarakatnya khususnya ayah dan ibu yang mengalami baby blues. Tepatnya di Mamakits,dimana si ibu bisa berbicara sebanyak tiga kali dengan seorang psikolog. Dalam pertemuan itu dilihat apa masalahnya. Si ibu kemudian menceritakan apa yang sedangterjadi di dalam hidupnya. Topik pembicaraan antara lain proses persalinan, masalah kurang tidur, bayi yang tidak berhenti menangis.
Jadi bisa dibilang ini semacam curhat.Namun jika kita sebagai sebagai seorang muslim sudah sepantasnya kita memaksimalkan segala sumber yang ada. Psikolog ataupun tenaga medis dan tidak menutup kemungkinan pastinya juga semakin dekat dengan Allah melalui amalan ibadah dan pengetahuan lainnya.
Jika depresi berlanjut, tak perlu ragu bertanya soal obat antidepresan yang mungkin diberikan dokter.Pastikan obat tersebut aman bagi kondisi Andasaat ini, terutama bila Anda masih menyusui.Namun alangkah baiknya jika mengobati tekanan psikologi terlebih dahulu ketimbang sedikit-sedikit langsung lari kearah obat.

Tidak ada komentar: