Ayo Tuliskan!!

Laman

Sabtu, 17 Desember 2011

Dahsyatnya Imajinasi


Kata akan membentuk sejumlah kalimat. Sejumlah kalimat akan membentuk yang namanya komunikasi. Tapi tahu nggak kalo setiap kata itu memiliki kekuatan.
Masa, sih?
Siapa yang bisa memprediksi kalau sebuah kata yang terlahir karena liarnya imajinasi ternyata setelah sepersekian tahun, malahan bisa juga abad ternyata bisa mengubah zaman setelahnya. Mau bukti?

1.Jauh sebelum ada kapal selam dan pesawat terbang, juga pesawat luar angkasa, Jules Verne telah memproyeksikan penemuan baru itu dalam novelnya, 20.000 Mil di Bawah Permukaan Laut, Mengelilingi Dunia Dalam 80 Hari, dan Perjalanan ke Bulan, yang pada saat karya itu diciptakan dianggap mustahil. Ini bisa kita simpulkan bahwa dari tangan imajinasi seorang novelis ternyata lahir alat transportasi seperti itu. Magic, kan?

2.Terlalu banyak kemajuan dan ilmu pengetahuan, diawali oleh kebebasan berimajinasi seorang seniman. Pada tahun 1932, Aldux Huxley menulis sebuah novel yang berjudul Brave New World, sebuah buku yang menggemparkan masyrakat Inggris lantaran imajinasinya yang sinting. Ia menulis dengan mengandaikan sebuah koloni manusia yang tidak "dilahirkan" tapi "diproduksi" secara massal sesuai dengan kebutuhan jenis pekerjaan, postur tubuh dan tingkat intelegensi tertentu. Embrio-embrio dibibitkan dalam sebuah laboraturium, dalam sebuah tabung. Sperma dan ovum untuk syarat pembuatan dikumplkan dan dipilih, kemudian diawetkan dipusat pembibitan yang dinamakan Central London Hatchery and Conditioning Centre. Lalu, apa yang terjadi?
lima puluh enam tahun kemudian, pada tahun 1998, bayi tabung kedua lahir di Indonesia. Empat tahun setelah itu, majalah Tempo(29 Febuari 1992) memberitakan kelahiran sejumlah bayi hasil rekayasa genetika dalam tabung, dengan sperma yang bukan berasal dari suami-suami mereka, tetapi dari dokter-dokter yang "memproduksinya". Kemudian pada awal abad ini, teknologi kloning manusia semakin mengancam, dan mengarah pada kenyataan.

3. Joni Ariadinata juga pernah mengulas bahwa realitas sendiri terkadang justru lebih imajinatif dari sebuah karya fiksi. Joni membuat pemaparan, bahwa ketika dahulu ada seorang penulis yang pernah mengangkat kasus percintaan kakak beradik dan itu membuat gempar khalayak, sekarang justru realitas memperlihatkan, ada ayah yang memperkosa anak kandung sendiri, ada ibu dan anak yang menjadi sepasang kekasih dan tak mau cintanya diusik oleh siapapun.

Dari pemaparan diatas bisa kita lihat bagaimana dahsyatnya kekuatan imajinasi. Imajinasi ternyata bisa membuat kita ada hingga detik ini. Luapan imajinasi, terutama yang dituangkan dalam bentuk seni seperti sastra misalnya, seringkali jauh melampaui zamannya. Oleh karenanya tulisan nggak ada habisnya:)

Boleh jadi ketika kita tumpahkan liarnya imajinasi dalam bentuk tulisan misalnya. Siapa tahu saja beberapa tahun kemudian polusi bisa teratasi karena semuanya sudah nggak lagi pake mobil, sepeda dan alat transpor lainnya yang banyak menyumbang polusi tapi, ada sebuah teknologi yang tanpa menimbulkan efek samping asap karena nggak tahunya sudah pake sapu kayak di Harry Potter gitu yang bisa menjadi pengganti dan bisa kesana-kemari, nggak macet pula:)(Nenek sihir, kale)
Atau mungkin ada juga teknologi baru yang muaranya dari imajinasi liar yang bisa membuat lift menuju angkasa tanpa harus naik pesawat luar angkasa segala, kan hemat biaya jadinya nggak perlu jadi orang kaya baru bisa nginjak luar angkasa.
Tuh, kan pikirannya udah mulai liar:)

Tulisan ini ditemenim:
Joni Ariadinata, 2006, Aku Bisa Nulis Cerpen, Gema Insani, Jaskarta
Afifa Afra, 2009,How To Be A Smart Writer, Afra Publishing, Surakarta

Tidak ada komentar: