Ketambahan penghuni baru dalam rumah, satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah beradaptasi.Adaptasi yang mengajarkan saya bagaimana bersikap seobyektif mungkin dalam berucap maupun bersikap.Karena saling memahami itu perlu jika mau berdamai dengan kenyataan.Jika tidak, silahkan berontak? (setiap orang punya standar berontak yang berbeda)
Perlahan status yang saya agung-agungkan luluh dimakan kenyataan.Maunya diperatiin, selalu jadi yang utama, manja dikit dan deretan kepribadian menurut para psikolog. Ini dia beberapa pendapat para psikolog (entah benar atau ga benar) tentang Si Bungsu!!
Yang Pertama, biasanya mereka memiliki pembawaan yang menyenangkan seperti pandai bergaul, populer tetapi mudah membuat orang jatuh hati :L. Mereka juga tergolong amat mudah dipuaskan dan saat terlibat dalam hubungan percintaan mereka biasanya sangat terpaku dengan hubungan tersebut. Perhatian yang kecil saja sudah cukup membuat anak bungsu "bertekuk lutut".(tergantung suplai iman dalam hati dan perkembangan nalar dalam berpikir, hehe)
Tetapi di balik sifatnya yang menyenangkan, jangan sekali-sekali anda mencoba untuk mendominasi anak bungsu. Karena mereka memiliki kecenderungan kuat untuk menentang atau paling tidak mempertanyakan otoritas. Mereka lebih suka dianggap sederajat dengan pasangannya daripada dipandang sebagai menurut kepada pasangannya.(jauh, de kalo pake konsep islam, karena tetap bagaimanapun laki-laki adalah pemimpin untuk perempuan)
Hal positif lain dari anak bungsu adalah mereka memiliki selera humor yang paling baik dibanding kakak-kakaknya.
Yang kedua, masih penurut para ahli, anak bungsu itu positifnya, mudah bergaul, menjadi pendengar yang baik, dan orangnya Kreatif.
Bungsu, statusnya memang begitu dalam rumah saya:)Tapi, entah kenapa setelah ada kakak ipar status itu sepertinya sudah lepas.Pembawaannya sekarang lebih inginnya "dikerjakan sendiri semunya", ada kakak tapi spertinya tak seperti dulu lagi yang bisa dijadikan icon kalau sedang nimbrung masalah.
Statistik menunjukkan anak bungsu paling sering melanggar peraturan dan kurang disiplin. Hal itu sementara saya "iyakan" untuk akhir-akhir ini. Entah kenapa inginnya berontak terus!Tapi, Alhamdulillah ada seseorang yang berhasil mencuci otak saya kembali kalau hal seperti itu bukan sikap yang bijak!
Mungkin sekeliling menganggap tidak demikian, tapi yah:)perasaan gak pernah bohong.
Status kini telah berubah dalam rongga pikiran saya, sekalipun dalam rongga keluarga belum berubah.Status mempengaruhi bagaimana kita berucap dan bertingkah. Semakin banyak status yang kita sadari menempel dalam diri, maka tubuhpun akan semakin paham hal apa yang sebaiknya dan seharusnya menjadi cerminannya dalam bersikap.
Itu!
4 komentar:
Anak bungsu tidak seperti itu. Saya juga anak bungsu. Tapi nasib mengajarkan saya berubah.
lantas seperti apa?
Berubahnya karena nasib yang gimana dulu?
mentang-mentang anak bungsu...
heheheheh....
biarin ketimbang kk anak culung:)hoho...
Posting Komentar