Kenapa harus marah?Selalu saja ingin menuangkan kemarahan dalam bentuk mencari sesuatu yang tak beres dalam ruang amarah. Siapa juga sih yang ingin selalu menerima pelampiasan kekesalan?Tak ada kan?Semua orang punya pikiran dan setiap pikiran memiliki kesibukan yang berbeda-beda, tergantung seberapa banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Lantas kenapa harus marah, sih?
Tapi dengan marah tentunya tak lepas juga dari efek negatif dan positifnya sebagaimana yang pernah diteliti.
Peneliti dari Universitas Valencia di Spanyol tertarik dengan apa yang terjadi pada tubuh manusia ketika sedang marah. Dan temuan ini muncul untuk mendukung teori psikologi umum yang menyatakan bahwa 'ventilasi' emosi lebih baik untuk kesehatan mental ketimbang membiarkannya tetap terkunci alias dipendam.
Penelitian ini menemukan bahwa mengekspresikan kemarahan dapat meningkatkan aliran darah ke bagian otak yang terlibat dengan perasaan bahagia.
Untuk melakukan penelitian ini, peneliti mengumpulkan 30 orang di sebuah laboratorium, perlahan-lahan meningkatkan tingkat kemarahan mereka dan mengamatinya.
Detak jantung, tekanan darah serta level dari dua hormon stres partisipan yaitu testosteron dan kortisol, diukur semuanya. Otak juga di skrining, dari awal hingga akhir penelitian.
Temuan yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Hormones and Behaviour ini menunjukkan bahwa bagian kiri dari otak lebih terstimulasi ketika partisipan sedang marah.
Dr Herrero juga menuturkan bahwa marah dapat mendorong perubahan besar dalam tubuh manusia, yaitu mengendalikan kerja jantung dan hormon. Dia menunjukkan bahwa tingkat kortisol turun dan kadar testosteron meningkat.
Akan tetapi, studi tersebut juga menemukan bahwa rasa marah memiliki efek negatif yang bisa menimbulkan kerusakan serius pada tubuh. Degup jantung dan tekanan darah meningkat saat marah. Walaupun homon stres kortisol menurun selama marah, namun hormon testosteron justru meningkat.
Lantas islam menganjurkan cara mendamaikan marah yang sedang bergojalak seperti penuturan hadis dibawah:
Dari Abu Hurairah ra, bahawasanya seorang lelaki telah berkata kepada Nabi Muhammad SAW. “Berilah wasiat kepada aku”. Sahut Nabi : “Janganlah engkau marah”. Kemudian dia mengulangi beberapi kali. Sabda nabi: “Janganlah engkau marah.” Riwayat oleh Imam Bukhari.
Penerangan Hadis
Adapun maksud perkataan “Janganlah Marah” yang dikatakan kepada lelaki tersebut ialah jangan menurut nafsu kemarahan itu, dan bukanlah maksudnya melenyapkan sama sekali nafsu itu. Ini kerana kemarahan adalah satu-satunya dari tabiat manusia yang tidak mungkin dihapuskan.
Sabda Nabi pada hadis yang lain: “Jauhilah kemarahan, kerana ia adalah bara api yang bernyala-nyala dalam hati anak Adam”. Cuba kita lihat bagaimana jika seseorang dalam keadaan marah. Kedua-dua matanya merah dan urat lehernya akan kelihatan timbul. Rasulullah pernah menerangkan: “Bahawa kemarahan itu dari syaitan. Dan sesungguhnya syaitan itu dijadikan dari api. Api hanya dapat dipadam dengan air. Apabila marah oleh seseorang kamu maka hendaklah ia berwudhuk”.
Abu Dzar al-Ghifari berkata: Rasulullah pernah berkata kepada kami: ”Apabila marah seorang kamu yang sedang berdiri maka hendaklah ia duduk supaya hilang kemarahannya. Kalau masih belum juga hilang maka hendaklah ia berbaring”.
So,Marah boleh-boleh saja tapi jangan sampai memancing kemarahan orang lain untuk bergabung dalam arena kemarahan yang sedang digarap. Posisi menetukan bagaimana kita akan bersikap dan sejauh mana kewajaran kita dalam batas aman.
Referensi:
http://pustakaalmanhar.com/2010/07/hadith-nabi-saw-tentang-marah.html#
http://www.jadilah.com/2012/03/benarkah-marah-juga-baik-untuk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar