Dalam kehamilan telah menjadi sebuah
hal yang logis apabila terjadi perubahan, baik itu secara fisiologi maupun
psikologi. Karenanya masa kehamilan dengan masa kanak-kanak, remaja dan dewasa
berbeda dengan masa kehamilan. Di mana begitu banyak perubahan yang terjadi
karena adanya peningkatan hormon dan sebab-sebab lain. Berikut adalah beragam perubahan
yang terjadi pada ibu hamil tersebut antara lain:
A. Rahim atau uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1.000 gram
saat akhir kehamilan, otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi
lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
Perubahan pada istmus uteri (rahim) menyebabkan istmus
menjadi lebih panjang dan lunak (tanda Hegar) sehingga pada pemeriksaan dalam
seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Hubungan besarnya rahim dan tuanya
kehamilan penting untuk diketahui karena kemungkinan penyimpangan kehamilan
seperti hamil ganda, hamil molahidatidosa, hamil dengan hidramnion akan teraba
lebih besar.
Usia
kehamilan
|
Ukuran
rahin
|
Pada kehamilan 16 minggu
|
pertengahan symphisis-pusat
|
Pada kehamilan 20 minggu
|
2 jari bawah pusat
|
Pada kehamilan 24 minggu
|
setinggi pusat
|
Pada kehamilan 28 minggu
|
3 jari atas pusat
|
Pada kehamilan 32 minggu
|
pertengahan prosesus xifoideus
pusat
|
Pada kehamilan 36 minggu
|
satu jari bawah prosesus xifoideus
|
Pada kehamilan 40 minggu
|
3 jari dibawah prosesus xifoideus
|
B.
Vagina dan vulva
Vagina dan vulva mengalami
peningkatan
pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah
dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks).
C.
Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, ovarium
yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya plasenta yang sempurna, kejadian ini tidak dapat lepas dari
kemampuan villi korialis yang mengeluarkan hormone chorionic gonadotropin yang
mirip dengan hormone luteotropik hipofisis anterior.
Proses ovulasi selama kehamilan akan
terhenti dan pematangan folikel akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda. Hanya terdapat satu korpus luteum dalam ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 miggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berfungsi sebagai penghasil progesterone dalam jumlah relatif minimal.
Relaksin adalah hormone yang disekresikan oleh korpus luteum, desidua plasenta,
dan hati. Relaksin digunakan dalam proses remodeling jaringan ikat pada saluran
reproduksi, yang mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan.
D.
Mammae
Payudara mengalami pertumbuhan dan
perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
mammae tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesteron, dan somatomammotropin. Perubahan payudara pada ibu
hamil, yaitu:
- Payudara menjadi lebih besar
- Areola payudara makin hiperpigmentasi
- Glandula Montgomery makin tampak
- Puting susu makin menonjol
- Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi
- Setelah persalinan, hambatan prolaktin tidak ada sehingga produksi ASI dapat berlangsung.
D.
Sirkulasi darah
- Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
- Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
- Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.
- Terjadinya peningkatan volume darah sebesar 25 – 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%, maka serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadinya pengeceran darah (hemoditasi).
E.
Sistem Respirasi
Pada ibu hamil akan bernafas lebih
dalam sekitar 20 sampai 25%, akibat terjadinya desakan diafragma karena
dorongan rahim yang membesar pada umur 32 minggu.
Selama
kehamilan sirkumferesia torak akan bertambah ±6 cm, tetapi tidak mencukupi
penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru kerena
pengaruh diafragma yang naik ±4 cm selama kehamilan. Frekuesi perafasan hanya
mengalami sedikit perubahan berbeda dengan volume tidal, meningkat sampai
40%.Karena pertukaran udara selama kehamilan meningkat. Pada akhir kehamilan,
ventilasi pernapasan permenit meningkat 40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko
hiperventilasi pada ibu.
Walaupun
hiperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidak diakibatkan
adanya peningkatan kompensasi ekskresi bikarbonat di ginjal. Namun
hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesterone secara langsung di pusat
pernapasan. Perubahan ini akan bertambah secara signifikan pada kehamilan
lanjut (frekuensi 14-15 x/menit) akibat peningkatan penggunaan oksigen, dan
akan mencapai puncaknya pada minggu ke-37.
F.
Traktus Urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda
dan turunnya kepala bayi pada hamil tua mengakibatkan terjadinya gangguan miksi
(sering buang air kecil). Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh. Terjadinya hemodialisa menyebabkan metabolisme air semakin lancar
sehingga pembentukan air senipun akan bertambah. Filtrasi pada glomerulus pun
bertambah sekitar 69% sampai 70%.
Bulan pertama kehamilan kandung
kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga sering menimbulkan
berkemih. Keadaan ini akan menghilang sesuai dengan umur kehamilan bila uterus
keluar dari rongga panggul dan di akhir kehamilan jika kepala janin mulai turun
ke pintu atas panggul keluhan kembali terjadi.
Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma flow juga akan meningkat. Pada
sekresi ditemui kadar asam amino dan vitamin yag larut air dalam jumlah yang
lebih banyak. Pada fugsi renal dijumpai peningkatan creatinin clearance lebih tinggi 30%.
Pada ureter akan terjadi dilatasi
sehingga sisi kanan akan lebih besar dari pada sisi kiri, yang diperkirakan
karena ureter kiri dilindungi oleh kolon sigmiid dan adanya tekanan yang
kuat pada sisi kanan uterus sebagai akibat dari dekstrorotasi uterus, ovarium kanan
dengan posisi melintang dari atas ureter diperkirakan sebagai faktor
penyebabnya, dan di duga karena pengaruh hormone progesterone.
G.
Kulit (Integumen)
Pada
kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
kadang-kadang juga mengenai daerah payudara dan paha yang di sebut striae
gravidarum. Pada perempuan, kulit di garis pertengahan perutnya (linea
alba) akan menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea
nigra. Kadang akan mucul cholasma atau melasma gravidarum pada daerah wajah dan
leher. Pada daerah areola dan genatalia akan terlihat pigmentasi yang akan
hilang atau berkurag setelah persalinan.
Perubahan ini dihasilkan oleh cadangan melanin
pada daerah epidermal dan dermal yang belum di ketahui penyebabnya.
Adanya peningkatan kadar serum melanocyte stimulating hormone masih diragukan
sebagai penyebabnya. Esterogen da Progesteron diketahui memiliki peran dalam
melanogeesis dan diduga bias menjadi factor pendorong.
H.
Metabolisme
- Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.
- Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin.
- Kebutuhan protein makin tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.
- Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
- Kebutuhan zat mineral:
- Kalsium, 1,5 gram/hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan tulang janin.
- Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari.
- Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari.
- Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
- Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu. Janin (3 – 3,5 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg), timbunan lemak (1,5 kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi air-garam (1,5 kg)
I.
Indeks Masa Tubuh (IMT)
Peningkatan berat badan selama
kehamilan juga mencakup produksi konsepsi (janin, plasenta dan cairan
amniotik), dan hipertropi beberapa jaringan maternal (uterus, payudara, darah,
cadangan lemak, cairan ekstraselular dan ekstravaskular). Sebagian besar
protein terdapat pada janin, tetapi terdapat juga pada uterus, darah, plasenta
dan payudara. Sebaliknya, sebagian besar deposit lemak terdapat pada jaringan
adipose maternal, terutama regiogluteal dan paha atas, dan juga janin yang
merupakan satu-satunya hal penting utama lainnya.
Peningkatan berat badan janin
terjadi dengan lambat pada pertengahan pertama kehamilan dan meningkat lebih
cepat pada 20 minggu kedua. Peningkatan berat plasenta terjadi berlawanan,
lebih cepat pada pertengahan pertama kehamilan. Cairan amniotik meningkat
dengan cepat sejak minggu ke 10, dari 300 ml pada 20 minggu, hingga puncaknya
1000 ml pada 35 minggu, kemudian mengalami sedikit penurunan. Berat uterus
bertambah lebih cepat pada 20 minggu pertama. Berat payudara dan volume darah
meningkat secara stabil selama kehamilan. Sebagian besar lemak yang di peroleh
disimpan pada 30 minggu pertama. Sebagian besar cairan di retensi pada 30
minggu pertama tetapi meskipun tidak terjadi edema klinis 2 hingga 3 liter,
cairan ekstraselular mengalami retensi pada 10 minggu terakhir.
Peninggkatan berat badan optimal
untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20 minggu terakhir.
Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko komplikasi terendah selama
kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah
Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan
berat badan. Tingkat edema, laju metabolit, asupan diet, muntah atau diare,
merokok, jumlah cairan amniotik, dan ukuran janin, semuanya harus di
perhitungkan. Usia maternal, ukuran tubuh prakehamilan, paritas, ras-etnisitas,
hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan
maternal
Peningkatan berat badan yang tepat
bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan pada indeks masa tubuh prakehamilan,
yang menggambarkan perbandingan antar berat badan dan tinggi badan ibu.
Kategori BMI, rendah (BMI < 19,8) 12,5 s/d 18, normal (BMI 19,8-26) 11,5 s/d
16, tinggi (BMI > 26-29) 7 s/d 11,5
Secara umum pertumbuhan optimal bayi
yang belum lahir terjadi jika ibu yang memiliki BMI prakehamilan rendah
(<20) mengalami peningkatan lebih banyak, dan pada ibu yang memiliki BMI
tinggi (>27) peningkatan berat badannya lebih sedikit daripada ibu yang
memasuki kehamilan dengan berat badan sehat .
http://bidanku.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar