Kartini …
Namamu indah bak titisan para peri
Alur pikirmu yang maju sempat membuat kalangan
wanita menjadi iri
Dapur, sumur, kasur semuanya ingin kau hancur lebur
Dengan semangat emansipasi yang tak juga kabur
Semangatmu begitu subur dalam lapisan tanah yang begitu
gembur
Tapi, lihatlah sekarang?
Emansipasi langkah awal mula kau membentuk alur
Berantakan! Kebablasan!
Kartini sekarang lebih senang dengan istilah
kebarat-baratan
Tak lagi sepertimu yang tertegun kala menanyakan
hakikat Al-quran
Kartini sekarang lebih asyik dugem-dugeman
Tak lagi sepertimu yang memfokuskan retina memahami
tafsir induk Al-quran
Kartini sekarang lebih asyik bermain petak umpetan
hanya karena jabatan
Tak sepertimu yang memilih senang membaca memperkaya
wawasan
Kartini sekarang lebih mahir mengkaji cara cepat
terlibat kasus perkosaan
Tak lagi spertimu yang giat mengkaji buku mencari
kedalaman
Kartini sekarang lebih mengungkap bahasa-bahasa
syetan
Tak lagi sepertimu yang menuliskan ungkapan hati
yang penuh akan ketidakadilan
Kartini sekarang lebih giat berontak di ranjang
mencari cara cepat berpenghasilan
Tak lagi spertimu yang berontak akan budaya yang tak
jelas akan rujukan
Duhai bunda yang sedang tersenyum dengan namamu yang
selalu terkenang
Lihatlah sekarang?
Kartini lebih suka membaca baris tulisan ketimbang
memahaminya hingga melayang
Padahal dulu? Justru kau menuntut akan terjemahan
yang harus menggunung
Memahaminya akan lebih bermakna ketimbang menjadi
orang gila!
Gila! Karena hanya bisa membaca tanpa paham apa
maksudnya
Bunda kartini tersayang, lihatlah sekarang?
Kebaya hanya untuk mengingat namamu saja
Buktinya masih banyak seks bebas yang mengila
dimana-mana
Mungkinkah kebaya hanya budaya belaka? Tak mengertikah
mereka artinya apa?
Kartini sekarang akan tampak lincah dengan pakaian
yang masih belum jadi seutuhnya
Buktinya bisa dilihat dari stok yang laku yang
beredar dari kota hingga desa
Mungkinkah produksi benang telah habis? Ataukah benang
agama tak lagi menjelma?
Kartini sekarang lebih banyak yang diperkosa oleh
karena salah gaya
Buktinya berita tak bosan memaparkan korban buaya dari
yang kecil hingga dewasa
Mungkinkah serigala yang begitu kejam? Ataukah korban
yang terlalu menggoda?
Kartini sekarang akan tampak lebih mewah dengan
emansipasi yang masih penuh tanda tanya
Buktinya banyak yang menitipkan anak hanya untuk
para pembantu saja
Mungkinkah mereka telah lupa apa maksud kata mama? Atukah
otak yang telah ternoda?
Kartini sekarang lebih asyik berfoya-foya ketimbang
memperkaya arti budaya
Buktinya jelas bangunan diskotik sedang merajalela
masuk disudut-sudut desa
Mungkinkah mereka telah galau tingkat tiga? Ataukah budaya
tak mau lagi tercipta?
Bunda Kartini tercinta …
Malu ini masih terus menggema tak kunjung berhenti
menganga
Mengusik jiwa yang makin luka akan banyaknya tanda tanya
yang tercipta
Emansipasi yang menjadi harta waris kini telah habis
Dikikis akan budaya sadis yang bertopengkan kata
logis
Pesimis, menatap kartini yang makin hari kian miris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar