Ayo Tuliskan!!

Laman

Rabu, 18 April 2012

Herpes Dalam Kehamilan



A. Definisi
Virus Herpes Simpleks (herpes simpleks virus, HSV) ada dua jenis: HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 biasanya dikaitkan dengan herpes oral; dan HSV-2 biasanya dikaitkan dengan herpes genital. Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II) ini dapat berada dalam bentuk laten, menjalar melalui serabut syaraf sensorik dan berdiam diganglion sistem syaraf otonom.
B. Penyebab
Herpes terbagi atas 2 jenis, sedangkan yang berbahaya bagi ibu hamil adalah jenis Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Infeksi ini menyerang alat kelamin, tanda dari seseorang terinfeksi penyakit ini adalah keputihan atau muncul bintik pada alat kelamin.
C. Pengaruh herpes simplek
a.    Efek pada kehamilan
Pengaruh kehamilan pada infeksi herves genital utama mencakup keguguran, kelahiran prematur, dan keterlambatan pertumbuhan intrauteri (IUGR). Kemungkinan terjadinya akibat yang buruk bertambah seiring dengan usia kehamilan (Brown, Buker, 1989). Frekuensi dan keparahan infeksi yang kambuh juga muncul dan meningkat bersama kehamilan (Brown et al, 1985). Pada 20 minggu pertama, dapat mengakibatkan :
a.    Abortus
b.    Lahir mati
c.    Cacat congenital
-    Pada usia kehamilan lebih lanjut
Infeksi pada trimester 3, hanya beresiko 10 % terhadap janin.
a.     50%     terjadi abortus
b.    Mono-nuclear chorionitis
c.    Severe necrotizing amnionitis
b.    Efek pada bayi
Pengaruh pada janin dan neonatal adalah serius. Tanda-tanda muncul dalam 4-7 hari. Tanda-tanda ini termasuk kelesuan, malas makan, penyakit kuning, perdarahan, pneumonia, sawan, opisthotonus, fontanelles yang menonjol, dan luka pada mulut dan kulit. Infeksi neonatal yang menderita penyakit menular berakibat 82% kematian. Mereka yang hidup mempunyai CNS atau sekuel ata dan menghadapi kekambuhan pada 5 tahun pertama kehidupannya. Apabila bayi dilahirkan secara normal melalui jalan lahir yang terinfeksi herpes dengan lesi aktif, maka 85% bayi akan terinfeksi. Infeksi melalui plasenta, sangat jarang, tetapi dapat menyebabkan:
-    Microcepaly
-    Retardasi mental
-    Displasi retina
-    Kerusakan pada duktus arteriosus
-    Penngapuran intra cranial
-    Kelahiran premature
Kematian terjadi hingga 60 % dari kasus akibat herpes simplek
D. Tanda dan gejala
Infeksi HSV dapat melibatkan genital eksterna, vagina, serviks. Gejala-gejala lebih ditimbulkan padainfeksi HSV pertama. Pelepuhan yang sakit, burut, dan kemudian kering meninggalkan borok yang mengering setelah 2 atau 6 minggu. pelepasan vaginal terlihat jika serviks atau mukosa vagina ikut terlibat. Wanita mungkin menderita demam, tidak enak badan, anorexis, inguinal lymphadenophaty, dysuria, dan dyspareunia.
Kambuh kadang-kadang diawali dengan gatal-gatal rasa terbakar didaerah genital, perasaan geli di kaki, atau sedikit peningkatan pada pelepasan vaginal. Kambuh yang berulang-ulang dapat mengakibatkan kreatitis, encephalitis, dan carcinoma serviks. Walaupun sebagian besar kambuh cenderung lebih ringan dan jangka waktunya lebih singkat.
Infeksi Primer :
  • Merupakan paparan pertama kali terhadap HSV 1 atau 2 yang dapat menyebabkan lesi vulva dan disuria namun kadang kadang juga tanpa gejala. Seringkali di diagnosa sebagai infeksi traktus urinarius atau candidiasis
  • Pada pemeriksaan ditemukan ulkus multiple yang disertai rasa nyeri hebat. Kadang disertai dengan pembesaran kelenjar inguinal
Infeksi non-primer, episode pertama herpes genitalis
Terjadi pada penderita dengan riwayat lesi oro-labial HSV-1 yang kemudian mendapatkan infeksi genital-HSV 2.
Terdapat perlindungan silang dari infeksi oro-labial sehingga gejala yang ditimbulkan oleh HSV 2 lebih ringan dibandingkan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HSV 1
Infeksi non primer ini biasanya lebih asimptomatik dibandingkan infeksi primer.
Herpes Rekuren
  • Episode ulangan dapat asimptomatik (subklinis). Gejala yang timbul biasanya ebih ringan dibandingkan infeksi pertama. Seringkali didahului oleh rasa gatal, pedih atau ngilu di area yang akan timbul erupsi
  • Pada pemeriksaan dijumpai satu atau dua ulcus yang meliputi area kecil
  • 90% penderita infeksi HSV 2 dan 60% pada infeksi HSV 1 akan mengalami kekambuhan dalam tahun pertama. Rata rata kekambuhan 2 kali pertahun , namun beberapa penderita memperlihatkan gejala ulangan yang lebih sering

E. Penatalaksanaan
a. Herpes primer dan episode infeksi pertama kali
  • Obat antivirus untuk menurunkan berat dan lamanya gejala. Obat ini tidak dapat mencegah latensi sehingga tidak dapat mencegah serangan ulang
  • Regimen :
    • Acyclovir 3 dd 200 mg selama 5 hari ( untuk ibu hamil dan menyusui)
    • Famcyclovir 3 dd 250 mg selama 5 hari
    • Valciclovir 2 dd 500 mg selama 5 hari
  • Analgesik
  • Pemeriksaan PMS lain
  • Penjelasan akan kemungkinan berulangnya penyakit
b. Herpes Genital Rekuren
  • Rekurensi bersifat “self limiting” dengan terapi suportif
  • Rekurensi dapat diringankan dengan pemberian antiviral sedini mungkin saat erupsi belum muncul
  • Dosis :
    • Acyclovir 5 dd 200 mg selama 5 hari
    • Famciclovir 2 dd 125 mg selama 5 hari
    • Valaciclovir 1 dd 500 mg selama 5 hari
Asimtomatik pada wanita hamil tetap dapat terjadi pelepasan virus dan transmisi. Oleh karena sekitar 70% infeksi bayi baru lahir terjadi tanpa adanya riwayat ibu terinfeksi HSV dan HSV terjadi pada sekitar 10% bayi yang dilahirkan melalui seksio sesaria dengan ketuban utuh, pemeriksaan setiap minggu pada wanita yang diketahui menderita infeksi HSV tidak dibenarkan. Penatalaksanaan berikut ini merupakan tindakan yang dianjurkan untuk berbagai macam situasi selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran.
Wanita yang tertular herpes genital saat pertengahan pertama kehamilan: Resiko penularan herpes yang lebih tinggi pada bayi ; hindari prosedur trans-servikal invasive sampai lesi tersebut sembuh; atasi dengan asiklovir; beberapa ahli menyarankan untuk melanjutkan terapi suresi selama kehamilan; periksa dengan cermat adanya lesi berulang atau mengalami gejala prodromal saat kelahiran; dapat melahirkan pervaginam apabila tidak terdapat lesi ataupun gejala prodromal.
Wanita yang tertular herpes genital pada kehamilan akhir: Bayi yang dikandung beresiko tinggi terhadap penularan herpes; hindari prosedur invasive trans-servikal; dapat diatasi dengan asiklovir; persalinan dengan operasi seksio sesaria.
Wanita yang memiliki riwayat mengidap herpes genitalia: beberapa ahli menganjurkan untuk terapi supresi asiklovir yang dimulai pada usia gestasi 36 minggu untuk mengurangi resiko infeksi berulang pada saat cukup bulan; apabila tidak terdapat lesi atau prodromal saat persalinan atau kelahiran, wanita dapat melahirkan pervaginam-seksio sesaria tidak diperlukan.
Wanita cukup bulan memiliki lesi herpes genitalia yang aktif atau adanya tanda-tanda prodromal: kelahiran dengan seksio sesaria.
Wanita cukup bulan memiliki herpes genitalia yang aktif dan adanya ketuban pecah: secepatnya lakukan seksio sesaria.
Wanita cukup bulan yang mengalami pecah ketuban sebelum waktunya dan herpes genitalia aktif: beberpa ahli menyarankan penatalaksanaan dan pengobatan pada wanita hamil dengan asiklovir akan menghemat waktu dan glukokortikoid; hindari prosedur invasive trans-servikal; jenis kelahiran bergantung pada adanya prodromal saat kelahiran.
Wanita yang mengalami lesi aktif herpes simpleks berulang hanya diarea nongenital pada tubuhnya (mis. Bokong, paha, kaki): dapat bersalin pervaginam; tutupi lesi dengan balutan oklusif sebelum kelahiran.
Wanita pascapartum dengan herpes aktif: dapat menyusui jika tidak terdapat lesi di payudaranya, jka tidak dikontaindikasikan; sangat penting untuk memberi perhatian khusus terhadap tindakan mencuci tangan sebelum memegang bayi.
Ukuran kontrol infeksi merupakan bagian penting dari pengobatan. Pencucian tangan yang menyeluruh harus dilakukan oleh pada pelaku perawatan kesehatan juga oleh para anggota keluarga. Sarung tangan sebaiknya digunakan selama kontak dengan luka atau sekresi. Anggota keluarga yang menderita luka pada mulut sebaiknya dilarang mencium bayi. Instruksi tentang kesehatan genital dan pencegahan infeksi seharusnya juga diberikan. Banyak pusat kesehatan mempunyai kebijakan isolasi yang berbeda-beda untuk bayi dan ibu-ibu yang menderita inveksi HSV. Secara umum bayi yang lahir dari ibu yang beresiko menularkan infeksi (yaitu ibu yang melahirkan melalui vagina dengan luka aktif) sebaiknya diisolasi di dalam kamar bersama ibu atau di dalam inkubator.
Para perawat kesehatan yang menderita infeksi HSV juga harus melakukan tindakkan pencegahan. Setiap orang yang menderita luka HSV pada mulut sebaiknya menggunakan masker jika mengadakan kontak yang dekat dengan bayi, dan setiap orang yang menderita luka pada kulit (herpetic whitlow) sebaiknya tidak memberikan perawatan langsung sampai luka-lukanya kering dan mengeras permukaannya.
Referensi:


Tidak ada komentar: