Ayo Tuliskan!!

Laman

Kamis, 12 April 2012

Anemia Dalam Kehamilan

A. Definisi Anemia
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney H, 2006).
B. Etiologi Terjadinya Anemia
Menurut Mochtar (1998), disebutkan bahwa penyebab terjadinya anemia adalah :
1. Kurang Gizi (Mal Nutrisi) Disebabkan karena kurang nutrisi kemungkinan menderita anemia.
2. Kurang Zat Besi Dalam Diet. Diet berpantang telur, daging, hati atau ikan dapat membuka kemungkinan menderita anemia karena diet.
3. Mal Absorbsi.
Penderita gangguan penyerapan zat besi dalam usus dapat menderita anemia. Bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya substansi penghambat seperti kopi, teh atau serat makanan tertentu tanpa asupan zat besi yang cukup.
4. Kehilangan banyak darah
Persalinan yang lalu, dan lain-lain. Semakin sering seorang anemia mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi anemia. Jika cadangan zat besi minimal, maka setiap kehamian akan menguras persediaan zat besi tubuh dan akan menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.
5. Penyakit-Penyakit Kronis
Penyakit-penyakit kronis seperti : TBC Paru, Cacing usus, dan Malaria dapat menyebabkan anemia.
C. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
D. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia menurut Setiawan Y (2006), anemia dalam kehamilan dapat dibagi::
a. Anemia Zat Besi (kejadian 62,30%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan zat besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap trimester berbeda. Terutama pada trimester kedua dan ketiga wanita hamil memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, oleh karena itu pada trimester kedua dan ketiga harus mendapatkan tambahan zat besi. Oleh karena itu pencegahan anemia terutama di daerah-daerah dengan frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari, selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin.
Terapinya adalah oral (pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang terkena anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan test alergi sebanyak 0,50 cc / IC.
b. Anemia Megaloblastik (kejadian 29,00%)
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folat. Pencegahannya adalah apabila pemberian zat besi tidak berhasil maka ditambah dengan asam folat, adapun terapinya adalah asam folat 15-30 mg / hari, vitamin B12 1,25 mg / hari, sulfas ferrosus 500 mg / hari, pada kasus berat dan pengobatan per oral lambat sehingga dapat diberikan transfusi darah. Terapi
Dalam pengobatan anemia megalioblastik dalam kehamilan sebaiknya bersama – sama dengan asam folik diberikan pula besi. Tablet asam folik diberikan dalam dosis 15 – 30 mg sehari. Jikalu perlu, asam folik diberikan dengan suntikan dalam dosis yangsama.Apabila anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 ( anemia pernisiosa Addison – Biermer ), makapenderita harus diobati dengan vitamin B12 dengandosis 100 -1000 mikrogram sehari, baik per os maupun parenteral.Karena anemia megaloblastik dalam kehamilan pada umumnya berat dan kadang – kadang degil seifatnya, maka transfusi darah kadang - kadang diperlukan apabila tidak cukup waktu karena kehamilan dekat aterm, atau apabila pengobatan dengan pelbagaiobat penambah darah bisa tidak berhasil
c.Anemia Hipoplastik (kejadian 80,00%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan.
Anemia hipoplastik ini dianggap komplikasi kehamilan dimana pengobatan adalah tranfusi darah
d.Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%)
Anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat, yaitu penyakit malaria. Pengobatan adalah tranfusi darah.
e.Anemia Lain
Pembagian anemia berdasarkan pemeriksaan hemoglobin menurut Manuaba (2007), adalah :
1. Tidak anemia : Hb 11,00 gr%
2. Anemia ringan : Hb 9,00-10,00 gr%
3. Anemia sedang : Hb 7,00-8,00 gr%
4. Anemia berat : Hb < 7,00 gr%
Dengan pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan pemberian tablet besi sebanyak 90 tablet pada ibu hamil di Puskesmas, artinya ibu hamil setiap hari mengkonsumsi 1 tablet besi.
E. Komplikasi Anemia Dalam Kehamilan
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin, sedangkan pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :
a. Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan congenital, abortus / keguguran.
b. Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, BBLR, gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian.
c. Bahaya Saat inpartu
Anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan anemia, dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah.
d. Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Mansjoer dkk, 2008).
e. Bahaya Saat post partum
Anemia dapat menyebabkan: atonia uteri, retensio placenta, pelukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris puerpuralis dan gangguan involusio uteri.
F. Pencegahan
1. Mengkonsumsi makanan-makanan yang kaya akan zat besi seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupun sapi, sayur bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur dan buah organik). Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang sangat diperlukan oleh sel-sel darah merah dapat terpenuhi secara maksimal dan dapat terhindar dari penyakit anemia.
2. Mengkonsumsi makanan-makanan yang kaya akan asam folat seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupun sapi, gandum, kacang-kacangan, mentega kacang (peanut butter) dan cendawan (disarankan hati hewan, gandum dan kacang-kacangan organik). Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, asam folat yang sangat diperlukan oleh tubuh khususnya sel-sel darah merah dapat terpenuhi secara maksimal.
3. Memakan makanan yang kaya dengan vitamin c seperti buah-buahan, ikan, sayur-sayuran dan juga jus jeruk akan sangat membantu mencegah anemia pada masa kehamilan. Hal ini disebabkan karena vitamin c sangat baik dalam memperlancar penyerapan zat besi dalam tubuh. Disisi lain, vitamin c juga sangat berguna untuk memaksimalkan kerja organ-organ tubuh yang lain karena nutrisi yang dikandungnya. Ada baiknya dalam proses pencegahan ini, konsumsilah semua makanan tersebut yang berjenis organik.
4. Menghindarilah minuman kopi dan teh, khususnya sehabis makan. Alasannya ialah kopi dan teh dapat "mencuri" nutrisi pada makanan yang dimakan dan mengurangi kandungan zat-zat penting yang diserat oleh tubuh. Kandungan kafein (kopi) dan tehin (teh) serta zat stimulan pada kedua minuman tersebut juga bisa merangsang kontraksi rahim. Selain itu bagi ibu yang sedang menyusui, akan mengalami gangguan produksi kelenjar penghasil susu ibu atau ASI (air susu ibu). Saran ini sangat direkomenasikan kepada mereka yang sangat suka minum kopi maupun teh agar tidak mengalami anemia pada masa kehamilan.

Referensi:


Tidak ada komentar: