Melewati Lintasan Ketakutan
Sebagaimana sifat seorang manusia terutama sebagai remaja bahwa ketakutan itu pasti ada. Takut bicara di depan orang banyak, takut berbuat salah, takut gagal, takut mencoba dan ketakutan-ketakutan lainnnya. Namun apakah kita harus hidup terus-menerus dalam bayang –bayang ketakutan itu? Keluar donk dari dunia yang menghimpit biar bebas!
Berbicara didepan publik kebanyakan kita tentunya takut kalau nantinya salah kata, salah ucap, namun bagaimana jadinya jika seseorang itu berbicara agak pelo atau bindeng terus berbicara didepan publik? Pasti sebagian kecil dari kita juga akan semakin takut dengan segala kekurangan itu apalagi disampaikan pada publik.
Namun berbeda dengan sosok yang ketika beliau kecil adalah seorang pemuda yang tidak bisa mengucapkan huruf S. Tapi pada kenyataanya dia mampu menghilangkan beragam ketakutan dibalik kekurangaanya itu. Bahkan berawal dari menghilangkan ketakutannya beliaupun menjadi perdana mentri Inggris, siapa lagi kalo bukan Sir Winston Churchil.
Ketakutan hanya akan berdampak negatif saja. Karena setelah datang ketakutan maka akan menyusul beragam keraguan sehingga aktivitas yang tadinya sebenarnya bermanfaat tidak jadi dilakukan. Mengapa perlu takut? Kan belum terjadi?!
Coba kita jabarkan kembali beragam ketakutan yang sering menjebak, sehingga bertindak terlambat menjadi anding dari ketakutan yang kita tularkan dalam tubuh. Ketakutan yang saya maksudkan disini adalah ketakutan yang tidak berlandaskan sesuatu yang nyata, hanya berupa kemungkinan-kemungkinan yang belum terjadi.
Orang lain juga punya urusan
Mungkin sebagian kita takut ketika berbicara di depan orang banyak. Karena telah diawali oleh sifat takut yang tidak pada tempatnya itu. Kita harus yakin bahwa setiap orang sudah cukup sibuk dengan urusannya masing-masing. Orang yang biasanya malu berbicara, biasanya fikirannya telah diserang oleh virus PD( percaya dikit). Meskipun tak terlalu lancar dalam berucap, yang terpenting kita berani mencoba! Sepatah kata lama kelamaan akan menjadi sebait paragraf jika kita menanamkan keyakinan bahwa kita pasti bisa! InsyaAllah!
Begitu besar makna keyakinan bahwa kita pasti bisa! Untuk melawan sebuah ketakutan. Hindari untuk tidak percaya, bahwa kita juga bisa seperti orang lain yang tampil di depan karena sesungguhnya mereka berawal dari tidak yakin dan setelah mengalami perjalanan panjang barulah mereka bisa. Kita dan mereka yang percaya diri sebenarnya sama, yang membedakan hanya kata “ memulai”. Semakin cepat kita memulai untuk yakin bahwa kitapun juga bisa maka, virus takut pun akan cepat sirna. Coba deh! Dijamin!
Ambil kekuatan baru!
Ketika kita kalah dalam kompetisi yang diadakan sekolah ataupun nilai semester kita jatuh ke kolong langit maka sebenarnya itu bukan suatu kegagalan. Sekalipun kita sering memvonisnya sebagai kekalahan. Menang, kalah itu sudah menjadi hal yang biasa dalam dunia perlombaan, yang terpenting kita mampu memaknai kemenangan dan kekalahan itu sendiri. Itulah arti kemenangan sejati. Bukan sebatas menang dan kalah doang!
Ketika kita kalah anggaplah itu hanya jarak yang akan semakin mendekatkan kita dengan kemenangan ataupun suatu kesuksesan. Percuma kita menang, jika kita tak mampu menularkannya di lingkungan sekitar dan percuma juga jika kita kalah kemudian sampai naik darah. Semua akan menjadi suatu hal yang indah jika kita bisa mengambil pelajaran dari kemenangan dan kekalahan itu sendiri. Sebagaimana Allah menegaskan:
“Barang siapa mendapatkan hikmah, maka sungguh dia akan peroleh kebaikan yang banyak.” (Al-Baqarah:269)
Seperti Thomas Alfa Edison, saat ditanya bagaimana ia bisa bertahan setelah ribuan kali gagal? Penemu bola lampu dan pendiri perusahaan kelas dunia, general Electric ini menjawab, “Saya tidak gagal, tetapi menemukan 9994 cara yang salah dan hanya satu cara yang berhasil. Saya pasti akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.
Jadi, jika kita mencoba setelah mengalami belasan kegagalan, ini berarti benih kejeniusan sedang tumbuh dalam diri kita. Pengen jadi jenius kan? Buktikanlah! Hadapi setiap kegagalan dengan senyuman dan yakin bahwa kita akan semakin jenius dalam mencoba dan terus mencoba.
Hanya disudut primitif otak
Persepsi sangat berpengaruh terhadap rasa takut kita. Ketika suatu kejadian yang menyeramkan, menyakitkan atau apalah yang kita lihat dan efek samping yang muncul dari diri kita adalah persepsi akan rasa takut. Yang pada kesimpulannya kita tak akan mengulangi untuk kedua kali baik itu untuk melakukannnya kembali atau tidak.
Yah, begitulah kuatnya persepsi dalam hidup kita. Nah, bagaimana jadinya jika persepsi yang ada dalam diri dipenuhi dengan rasa takut untuk mencoba, takut salah, takut tampil dan ketakutan-ketakutan lainnya? Pastinya virus yang memakan percaya diri itu akan semakin merajalela dalam tubuh sehingga mengakibatkan kita sakit untuk mencoba.
Padahal mencoba adalah langkah awal dari segalanya. Seseorang tak akan mungkin jadi presiden jika sebelumnya dia tak pernah bicara di depan banyak orang. Seseorang tak mungkin menjadi artis jika untuk casting saja dia takut? Nah, jadi ketakutan-ketakutan yang ada dalam diri itu hanya akan mengerogoti kebahagian kita.
Coba kita belajar berfikir analitis? Tinggalkan beragam ketakutan yang ada disudut primitf otak! Kita beralih ke berfikir analitis. Setelah kita beralih ke berfikir analitis, kita melepaskan diri dari itu dan melemahkan cengkeraman kita. Ketakutan semakin berkurang saat kita mempelajari pilihan kita, membuat rencana, dan mengambil tindakan.
Lihat satu arah
Coba kita perhatikan orang yang melepaskan anak panah? Awalnya mereka fokus pada sasaran dan setelahnya barulah busur diangkat dan dilepaskanlah anak panah sampai menuju tujuan. Awalnya apa coba? Kalau bukan diawali dengan fokus!
Begitupun dengan rasa takut yang sering mengerogoti tujuan kita. Kalau begitu sekarang secepatnya ubah fokus Anda dari takut menjadi cinta, dari khawatir menjadi optimis. Sadari bahwa takut tidak lebih dari sekedar ilusi yang belum tentu terjadi. Cintai apa saja yang Anda lakukan sepenuh hati. Abaikan kekhawatiran dan hilangkan standar, aturan, atau keyakinan yang dibuat oleh orang lain karena hanya diri Andalah yang mengetahui apa yang terbaik bagi Anda.
Nyelam yuk?
Semakin dalam kita menyelam di bawah laut maka akan semakin tampaklah beragam keindahan ditaman bawah laut, apalagi ditaman laut bunaken? Intinya dari sana kita akan meamandang beragam plankton, bunga karang, serta beragam variaetas ikan-ikan.
Nah, begitu juga dengan yang ada dalam diri kita. Sesekali perlu donk untuk menyelam semakin dalam, dalam muhasabah panjang untuk menemukan siapa diri kita? Untuk apa kita berdiri, apalagi hidup?
Seseorang yang tidak menyadari kesalahannya jelas akan enggan untuk sadar. Sebaliknya, jika seorang menyadari kesalahannya, pintu hatinya akan lebih mudah terbuka untuk bertaubat. Hasan Al-Basri berkata: “Seorang hamba akan tetap berada dalam kebaikan selama dia masih bisa menasehati dirinya sendiri dan selalu memelihara untuk menghitung-hitung dirinya sendiri”
Takut yang tidak pada tempatnya sudah pasti merupakan sebuah kesalahan yang kita buat untuk diri kita sendiri. Gimana nggak? Hanya karena takut diri kita terhambat untuk berkembang tampil didepan, mencoba sebagai langkah awal menggapai harapan dan lainnya.
Cobalah kita muhasabahkan diri. Kenapa perlu takut? Bukankah ketakutan itu hanya untuk Allah dan setiap lembaran larangannya? Kenapa hanya untuk berani mengembangkan diri kita harus menghambatnya dengan rasa takut yang tidak memiliki landasan yang jelas? Bukankah nantinya kita juga yang bakalan menyesal hanya karena kata takut?
Sealanjutnya kita putar kembali memory ketakutan-ketakutan dalam episode dimana kita merasa takut dan mengalami beberapa macam penyesalan hanya karena kita menggadainya dengan rasa takut. Nah belajarlah dari pengalaman itu.
“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang berbuat jahat, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Jaatsiyah:15)
Sudah siapkah untuk star dari awal melawan beragam lintasan ketakutan yang menghadang?! Mulailah berlari melewati lintasan-lintasan ketakutan. Gapailah finish dengan menginjak-injakan kaki pada lintasan ketakutan anda. Niscaya anda akan temukan bahwa lintasan ketakutan yang panjang akan tertinggal jika anda berani memulai dari awal dengan berdiri menatap kedepan secara analitis. Berapa lama lintasan ini akan aku capai menuju finish? Jawabanya mulailah dari sekarang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar