Ayo Tuliskan!!

Laman

Selasa, 04 Oktober 2011

Bebas Tanpa Melampaui Batas

Seberapa banyak paham liberal menyebar di dunia kita sebagai kaum remaja? Coba ingat dan lihat kembali disekeliling kita. Yang sekarang ini paham liberalisme sementara marak-maraknya di gencar dengan alasan mode, trend dan ajang kreatifitas.
Sebagaimana kreativitas Madonna yang mempertontonkan ciuman lesbi dengan Bitney Spears dan Christina Aguilera dalam acara penganugerahan MTV Video Music Awards di radio City Music Hall New York(28 Agustus 2003), dalam pandangan islam jelas sangat tidak baik. Sangat tidak beradab alias biadab. Tetapi para penonton-termasuk Guy Ritchie, suami Madonna-malah melakukan standing Applause menyambut adegan jorok itu. Ritchie sama sekali tidak keberatan dengan tingkah pola istrinya,
Apakah ini yang namanya kebebasan? Yang bahasa kerennya lagi sebagai ajang unjuk kreatifivitas?

Cek Jalurnya? baru gabung!

Kreatifitas itu baik tapi harus di saring dulu apakah itu masih dibawah jalur islam ataukah sudah menyimpang? Kreatifitas pastinya berawal dari sebuah kebebasan. Namun jika kreatifitas itu sendiri telah menyimpang, berarti nggak sesuai lagi dengan akar kata kemunculannya yaitu kebebasan.
Contoh kecil yang sering kita lihat sekarang ini yaitu pakaian cewek trend masa kini yang makin hari bahannya makin habis, tipis dan makin mengikis sekujur tubuh. Dari yang sebatas lutut tapi sekarang makin keatas lagi diatas paha. Dan kita bandingkan dengan kasus-kasus perkosaan yang makin hari makin marak terjadi. Malahan kasus makin heboh karena yang melakukan masih memiliki hubungan keluarga.
Siapa yang pantas disalahkan? Bukankah faktor yang menyebabkan terjadinya perkosaan itu dari dalam dan luar itu sendiri? Dari pelaku yang tak mampu mengendalikan hasrat seksualnya, sementara dari korban sendiri karena menggunakan pakaian yang minimalis. Kenapa juga dia perkosa? yang pemakainya mencoba mengamankan diri karena berprinsip “bebas”, terserah gue donk pake begini! Tapi coba perhatikan dulu, kenapa timbul niat jahat? Yah karena pengaruh pakaiannya yang minimalis itu sendiri yang memancing. Ikan tentunya tak akan keluar dari air kalau tidak dipancing.
Maka dari itu sebuah kebebasan harus digandeng dengan tanggung jawab yaitu kebebasan seseorang maupun suatu kelompok yang tidak menimbulkan benturan dengan kebebasan orang lain maupun kelompok lain. Jadi tak ada lagi istilah karena dia yang salah? Karena kebebasan yang dilakukan seharusnya tidak terbentur dengan kebebasan orang lain. So, jika kebebsan kita di respon orang lain negatif berarti kebebasannya perlu di cek lagi.

Kebebasan berkibar di dunia islam

Dalam sebuah buku berjudul “Crime in U.S.A” tebitan pemerintah federal di Amerika-di halaman 6 dari buku ini ditulis: “ Setiap kasus perkosaan yang ada selalu dilakukan dengan cara kekerasan dan itu terjadi di Amerika setiap enam menit sekali.” Data ini adalah yang terjadi pada tahun 1988. Bagaimana dengan sekarang yang makin menggila? Sebagaimana yang kita kenal bahwa Amerika sendiri adalah negara liberal. Dan lihat saja bagaimana pahamnya sendiri yang merusak warga yang seharusnya dilindungi.
Apakah kita ingin bernasib sama dengan negara yang kebanyakan mengagung-agungkan paham liberalismenya? Bukankah remaja yang cerdas adalah remaja yang mampu belajar dari sejarah dan tidak jatuh dilubang yang sama?
Padahal islam sendiri adalah agama yang menjunjung kebebasan itu sendiri, melebihi kebebasan orang Barat. Yaitu kebebasan yang disertai dengan syariat yang akan mengarahkan kebebasan tetap bertanggung jawab. Allah pun nggak memaksa untuk menerima atau nggak dan juga memberikan penjabaran antara pahala dan dosa. Jika dilakukan mendapat pahaladan jika tidak ya sebaliknya. Sebagaimana dalam Al-Quran:
"Katakanlah kebenaran datang dari Rabb-mu. Siapa yang mau percayalah ia, siapa yang mau janganlah percaya" (Q.S Al-Kahfi 18;29)
"Buatlah apa yang kamu hendaki, sesungguhnya Ia melihat apa yang kamu perbuat" (Q.S Fushilat 41:40)
Dari kasus yang dialami oleh negara yang menjunjung kebebasan dan pada akhirnya menjadikan pengikutnya kebablasan. Solusi yang ditawarkan justru menambah kasus berikutnya. Padahal semenjak dulu islam memberikan jawaban yang bijak untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
“ Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak- anak perempuanm dan isteri-iseri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbanbya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal, karena itu mereka tidak diganngu” (Q.S Al-Ahzab: 59)

Masih Ada yang lebih penting!

Jika menurut sebagain remaja memakai pakaian yang sesuai mode itu adalah sebuah trend agar tidak dibilang ketinggalan zaman dan bukti dari sebuah kreatifitas. Serba tipis, transparan, ketat. Maka perlu di ingat kembali bahwa kreatifitas itu penting, tapi kebenaran nilai-nilai islam itu jauh lebih penting lagi.
Padahal jika dikaji secara ilmiah Model baju atau busana muslim yang cenderung tertutup rapat seluruh bagian tubuh, kecuali tangan dan muka, ternyata merupakan perlindungan yang alami dan efektif terhadap pengaruh buruk lingkungan. Contohnya terpaan sinar ultraviolet dari cahaya matahari, suhu lingkungan yang terlalu ekstrem, debu dan berbagai bentuk polusi yang dapat menyebarkan radikal bebas.
Selain itu baju atau busana yang sehat tentunya bukan yang terlalu ketat yang justru dapat mengganggu kelancaran peredaran darah. Busana yang sehat juga tidak transparan yang justru mengundang nafsu orang lain sehingga mendorong terjadinya tindak kriminalitas.
Dengan kata lain, busana atau pakaian yang menyehatkan tentunya haruslah longgar, menutup seluruh bagian tubuh, dan terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat. Berbagai ciri ini ternyata bisa ditemukan pada model busana muslim seperti diperintahkan dalam ajaran agama Islam.
So, selain menjalankan syariat manfaat untuk kesehatan jugapun dapat. Jadi mau apa lagi yang perlu di pentingkan? Syariat yang sudah terkuak manfaatnya lewat kajian ilmiah, itulah yang lebih penting!

Tunjukin Kalo Memang Merdeka

Belum lagi dalam persoalan pergaulan remaja sekarang yang makin bebas tanpa batas. Mirip simpati saja. Ini bisa ditunjukan melalui terjadinya banyak kasus kehamilan diluar nikah. Sebagaimana Menurut data hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sebanyak 51 persen remaja di Jabotabek sudah pernah melakukan hubungan seks pra nikah, sedangkan Bandung 47 persen, Surabaya 54 persen, dan Medan 52 persen.
Awalnya berprinsip bebas berteman sana-sini tetapi nyatanya tetap kebablasan. Maka dari itu akhlak yang senantiasa di ajarkan islam harus bisa mendampingi psikologi kita sebagai remaja yang lagi menuntut sebuah era kebebasan.
Kebanyakan kita tak ingin dianggap anak kecil lagi karena telah beranggapan dewasa, tak ingin ditemani orang tua kesana kemari katanya ingin mandiri. Dan semua itu tentunya harus berlaku juga dalam contoh yang seringkali kita lakukan yaitu internetan, facebookan, twiteran dan chating. Disamping itu merupakan kemajuan teknologi tapi disisi lain kita sebagai pengguna pun harus bisa menggunakannya sebaik mungkin.
Jika kita ingin dianggap dewasa karena tuntutan kita ingin bebas maka bukti itupun perlu kita tampakan secara jelas. Jika tidak maka nggak akan terjadi yang namanya sebuah kedewasaan contoh spam, hackers, piracy, termasuk memberikan pendapat pemikiran tanpa memakai etika yang layak pada situs/ blog. Apakah itu kebebasan? Belum. Itu belum merdeka. Kenapa? Karena hak dan kewajibannya belum seimbang.
Hak telah kita dapat untuk menikmati kemajuan teknologi tapi kewajiban kita untuk menjadi pengguna yang mampu membedakan mana sebaiknya dibuka dan tidak, itu yang tidak kita laksanakan.

Tidak ada komentar: