Anak yang cerdas dipengaruhi oleh lingkungan atau pola pengasuhan yang
mendukung si anak untuk selalu berpikir dan bertindak cerdas. Tidak
hanya makanan yang bergizi, beberapa cara mudah juga penting dijadikan
pedoman untuk perkembangan mental dan fisik anak hingga ia dewasa.
Memang tidak ada resep tunggal untuk membuat anak memiliki nilai IQ
(Intelligence Quotient) yang tinggi. Terlebih saat ini banyak pendidik
yang juga selalu menekankan pentingnya Emotional Quotient (EQ) tak hanya
IQ sebagai bekal anak untuk jadi pribadi yang matang saat dewasa.
Berikut adalah beberapa cara untuk mencetak anak cerdas seperti dikutip dari thedailybeast.com
Sebanyak 30 persen anak-anak di bawah usia 2 memiliki televisi di kamar
tidurnya. Dan 59 persen anak-anak berusia di bawah 2 tahun menonton TV
dua jam sehari.
Manfaat menonton TV bagi bayi tidak diketahui, namun TV diketahui
merusak keterampilan mental dan menyia-nyiakan waktu untuk perkembangan
otak yang seharusnya dihabiskan dengan cara berbicara dengan orang lain.
2. Beri anak Air Susu Ibu (ASI)
Anak berusia enam tahun yang diberi ASI terus menerus ketika bayi, skor
tes IQ-nya 5 persen lebih tinggi daripada anak 6 tahun yang tidak
mendapat ASI.
Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian yang diikuti oleh dua kelompok ibu di Belarusia baru dan anak-anaknya.
Hal pertama yang dapat dilakukan seorang Ibu untuk membesarkan anak
cerdas adalah dengan cara menyusui. Manusia memiliki persentase lemak
lebih besar dibandingkan dengan susu sapi yang dibutuhkan untuk
melindungi sel-sel otak.
Anak-anak yang memainkan piano atau alat musik gesek mendapat skor
keterampilan verbal 15 persen lebih tinggi daripada anak yang tidak
memainkan alat musik.
Penelitian yang menghasilkan pernyataan ini melibatkan siswa dari area
musik Boston dan sekolah umum. Usia rata-rata siswa adalah 10 tahun dan
beberapa di antaranya pernah belajar musik setidaknya selama tiga tahun.
4. Belajar mengendalikan diri atau sabar
Anak-anak yang mampu menunda kepuasan 15 kali lebih lama daripada
teman-temannya dan lebih sabar mendapat skor 210 poin lebih tinggi pada
SAT (Scholastic Assessment Test).
Anak-anak yang bisa menunggu 15 menit sebelum makan kue pertama mencetak
210 poin lebih tinggi pada tes SAT nya daripada yang tidak bisa
menunggu lebih dari satu menit. Jenius tidak banyak berkaitan dengan IQ,
tapi berkaitan dengan fungsi eksekutif.
5. Penuhi rumah dengan buku
Anak yang dibesarkan di sebuah rumah berisi setidaknya 500 buku memiliki
kemungkinan lulus SMA 36 persen lebih tinggi dan 19 persen lebih
mungkin lulus dari perguruan tinggi daripada anak yang dibesarkan di
rumah yang hanya berisi beberapa atau bahkan tidak menyimpan buku.
Orangtua yang suka membaca menunjukkan kepada anak-anaknya bahwa membaca
adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan, dan bermanfaat.
6. Hindari kegemukan pada anak
Anak gemuk mendapat skor 11 persen lebih rendah pada tes membaca daripada anak dengan berat badan normal.
Ilmuwan di Temple University menemukan siswa sekolah menengah yang
mengalami kelebihan berat badan memiliki prestasi lebih rendah daripada
teman-teman sebayanya yang memiliki berat badan normal, serta lebih
sering tidak masuk dan terlambat datang sekolah.
7. Ikut program prasekolah
Anak yang mengikuti program prasekolah 52 persen lebih mungkin lulus SMA daripada yang tidak mengikuti program prasekolah.
Pada usia 27 tahun, kelompok prasekolah lima kali lebih banyak yang
memiliki rumah sendiri daripada kelompok non-prasekolah. Pada usia 40,
kelompok non-prasekolah ditangkap atas tuduhan narkoba delapan kali
lebih banyak dibandingkan alumni prasekolah, dan dua kali lebih sering
melakukan serangan fisik.
8. Perbanyak anak mendengar kosakata baru
Anak-anak dalam keluarga penerima bantuan sosial mendengar kata-kata
hampir empat kali lebih sedikit per tahunnya daripada anak-anak dari
keluarga kelas profesional.
Para peneliti mengungkapkan bahwa semakin banyak kata-kata yang
didengar, semakin besar kosakata dan semakin tinggi prestasi akademik.
9. Belajar bahasa asing
Anak-anak yang mempelajari bahasa asing selama dua tahun mendapat skor
SAT 14 persen lebih tinggi daripada anak-anak yang tidak pernah
mempelajari bahasa asing.
Nilai verbal siswa yang mempelajari bahasa asing selama empat atau lima
tahun lebih tinggi daripada skor verbal siswa yang mempelajari pelajaran
lain selama empat atau lima tahun
10. Batasi permainan game komputer atau video game
Siswa yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari bermain komputer dan
video game mendapat skor ujian sekolah 9,4 persen lebih rendah daripada
siswa yang tidak lagi memainkan game semacam itu.
Bermain videogame berlebihan dapat mengganggu sekolah seperti halnya
kegiatan lain yang dilakukan berlebihan semisal membaca untuk
kesenangan, bermain di luar, tidur, atau berinteraksi langsung dengan
teman dan keluarga.
sumber:
http://info-bayi-anak.blogspot.com/2012/01/inilah-yang-mempengaruhi-kecerdasan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar